Asaa'Ah

AHMAD ASMUI PUTRA JALERE SANKING BAPAK SURADI LAN SITI ZULAIKHO

spider

text asmui






salju


Diberdayakan oleh Blogger.

Categories

RSS

MAKALAH QIRO’AH AL-KUTUB
الدعامة الروحية في التربية الإسلامية  
“PILAR SPIRITUAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM”

Makalah Ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan Kurikulum semester III Jurusan PAI
Dosen Pengampu: Dr. Mahmud Arif M,Ag
 


ف






Disusun Oleh :
Siti Astari Litami Damanik   (14410012)
Atika Fitriyani Pramudita     (14410017)
Ahmad Asmui                       (14410050)
Itoh                                        (14410162)
                                                          
                                                                                          
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI  SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

2015



MAKALAH QIRO’AH AL-KUTUB
الدعامة الروحية في التربية الإسلامية  
“PILAR  SPIRITUAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM”
Makalah Ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan Kurikulum semester III Jurusan PAI
Dosen Pengampu: Dr. Mahmud Arif M,Ag
 

ف





Disusun Oleh :
Siti Astari Litami Damanik   (14410012)
Atika Fitriyani Pramudita     (14410017)
Ahmad Asmui                       (14410050)
Itoh                                        (14410162)
                                                          

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI  SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat-Nya kepada Kami dengan keadaan sehat wal afiat. dan tak lupa Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan agama islam dari zaman jahiliyyah sampai pada zaman Islamiyah ini, Sehingga kami dapat menyelesaikan suatu makalah yang menjadi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum, jurusan pendidikan agama islam fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Makalah yang berjudul “Pilar spiritual pendidikan islam” merupakan aplikasi dari kami selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut,juga untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana Pilar spiritual pendidikan islam.
Dalam penulisan Makalah ini penulis menyadari sepenuhnya tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
  1. Dr. Mahmud Arif  M,Ag selaku Dosen pengampu dan pembimbing mata kuliah Qiroah Alkutub.
2.    Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan Makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari tentang Bagaimana Pilar spiritual pendidikan islam. Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
                                  
                                                                                                               Yogyakarta, 10 Februari 2015

                                                                                                             Penyusun

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ......... iii

BAB I PENADAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1  Latar Belekang........................................................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3  Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
1.4  Teknik Penulisan...................................................................................................... 2
1.5  Sistematika Penulisan.............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 4
2.1  Redaksi Arabiyah Pilar Spiritual dalam Pendidikan Islam...................................... 4
2.2  Redaksi Terjemah Pilar Spiritual dalam Pendidikan Islam...................................... 6
2.3  Penjelasan Terjemah Pilar Spiritual dalam Pendidikan Islam.................................. 10
A.    Pengertian Spiritual........................................................................................... 10
B.     Tipe-tipe Spiritual.............................................................................................. 12
C.     Konsep Kesehatan Spiritual.............................................................................. 13
D.    Masalah-masalah Spritual.................................................................................. 14
E.     Hakikat Pendidikan Islam................................................................................. 15
F.      Implikasi  Pilar Spiritual dalam Pendidikan Islam............................................. 16

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 19
      3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 19
      3.2 Saran........................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 20



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk tuhan yang lainnya. Mengapa demikian?,tentu jawabannya karena manusia telah diberkahi dengan akal dan fikiran yang bisa membuat manusia tampil sebagai khalifah dimuka bumi ini. Akal dan fikiran ini lah yang membuat manusia bisa berubah dari waktu ke waktu.Dalam kehidupan manusia sulit sekali dipredeksi sifat dan kelakuannya bisa berubah sewaktu-waktu. Kadang dia baik,dan tidak bisa bisa dipungkiri juga banyak manusia yang jahat dan dengki pada sesame manusia dan makhluk tuhan lainnya.
Setiap manusia kepercayaan akan sesuatu yang dia anggap angung atau maha.kepercyaan inilah yang disebut sebagai spriritual. Spiritual ini sebagai kontrol manusia dalam bertindak, jadi spiritual juga bisa disebut sebagai norma yang mengatur manusia dalam berperilaku dan bertindak.
Jika kehidupan tidak disertai nuansa nilai-nilai spiritual maka akan menekan kecerdasan batin dan berbahaya bagi perkembangan moralitas. Hilangnya kekayaan ruhaniah menyebabkan kurangnya apresiasi tentang manusia dan kemanusiaan. Kekeringan spiritualitas sulit ditumbuhkan tanpa membuka akses ke dalamnya. Pendidikanyang tidak menyentuh pengembangan aspek ini menyalahi kodratnya dan menuju pada ketidakseimbangan kepribadian. Oleh karena itu, perlu diangkat permasalahan tentang deskripsi, kemungkinan, implementasi, dan implikasinya pengembangan aspek spiritual melalui pendidikan Islam. Tujuannya adalah untuk memperjelas konsep pendidikan Islam dan mengidentifikasikan peranan, format implementasi, implikasi, serta intensitas dan kualitas produknya dalam rangka tercapainya tujuan akhir yakni pendidikan. Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana tentang aspek atai pilar spiritual pendidikan Islam. Semoga dengan makalah ini dapat sedikit membantu arah spiritual kita dalam mengentarkan pendidikan menuju tujuan yang mulia.
1.2.Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam pembahasan , penulis membatasinya dengan memberikan rumusan masalah berikut ini:
1.      Apa yang di makhsud dengan Spritual?
2.      Apa saja tipe-tipe spiritual itu ?
3.      Bagaimana konsep kesehatan spiritual ?
4.      Apa saja masalah yang terjadi dalam spiritual ?
5.      Bagaimana Hakikat pendidikan islam itu ?
6.      Bagaimana implikasi pilar spiritual terhadap pendidikan Islam?
1.3.Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang di paparkan di atas, penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Untuk mengetahui apa yang di makhsud dengan spiritual.
2.      Untuk mengetahuI apa saja tipe-tipe spiritual.
3.      Untuk mengetahui bagaimana konsep kesehatan spiritual.
4.      Untuk mengetahui apa saja masalah yang terjadi dalam spiritual.
5.      Untuk mengetahui bagaimana Hakikat pendidikan islam.
6.      Untuk mengetahui Bagaimana implikasi pilar spiritual terhadap pendidikan islam
1.4.Teknik Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, teknik penulisan yang digunakan adalah dengan Teknik Telaah Pustaka, yaitu meneliti kepustakaan atau buku-buku yang cocok dengan pokok pembahasan dengan menerangkan sumber-sumber tertulis. Disamping menggunakan Teknik Telaah Pustaka, kami juga menggunakan teknik Searching, yakni mengambil referensi dari Internet  dengan tujuan untuk membantu memperjelas dan agar lebih mudah memahami daripada isi makalah tersebut.


1.5.Sistematika Penulisan
Agar makalah ini tersusun dengan baik, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penulisan, Teknik Penulisan, Sistematika penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN, yang meliputi : Pengertian dan penjelasan-penjelasan.
BAB III. PENUTUP, yang meliputi: Kesimpulan.















BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Redaksi Arabiyah Pilar Spiritual dalam Pendidikan Islam
الدعامةالروحية فى التربية الاسلامية
التربية الاسلا مية تستهد ف اعدادالانسان وصياغته صيغة جيدة في فكره وقلبه وسلوكه وتعاملا ته مع النا س علي النحو الذي يرضي الله تبا ركوتعالي.
والا نسان - كما هو معروف - اشرف مخلو قات الله واكر مها علي الله تعالي، كما تحدث بذ لك القر ان الكريم في قو له تعالي :
ولقد كرمنا بني ادم وحملنا هم في البر و البحر ورزقنا هم من الطيبا ت وفضلنا هم علي كثير ممن خلقنا تفضيلا (الاسراء :٧٠ )

وَالإِنْسَانُ إنَّمَا اكْتَسَبَ هَدَا ااشَرْفُ وَتِلْكَ المَكَانَةَ لِأَنَّ رُحَهُ نَفْخَةٌ مِنْ رُوْحِاللهِ تَعَا لَى كَمَا يُفْهَمُ ذَلِكَ مِنْ قَوْلِهِ تَعَا لَى: الحجر :
لِذَلِكَ عنيت التربية الإسلا مية أول ما عنيت بتربية هذا الإنسان المكرم الشريف، فركزت على تربية روحه تلك التى حملت معها الحياة يوم نفخت فيه، وهي التى تواصل سيرها به فى طريق الحياة شفا فة صا فيه، مالم يكدرهاصاحبها بأكدار المعاصى والآثام.
والروح بهذه الشفافيه وذلك الصفاء الفطرى فيها تستطيع بالرياضة عن طريق ذكرالله، وعن طريق الالتزام بمنهج الله تعالى أن تقرب بصاحبها من الله تعالى، فيقرب الله تعالى منه، فيكون له الخيرفى الدنيا والآخرة.

والتربية الإسلامية للروح لها جانبان:
نَظْرِى يَقُومُ عَلَى ألْفِكْرِ وَالتَدْبِرُ وَالنَظْرُ فِى مَلَكُتِ الله، وَالسِيْرُ فِى اْلأَرْضِ وَأَخَد الظَةُ وَالْعِبَرَةِ مِنَ الَدينَ مضوا فى سالف الزمان على الأيمان با الله او على الكفر به سبحنه،ليتمكن الإنسان من التدبر فى هدا ان يشق طريقه في الحياة امنا من انحراف عن الحق او اتباع للباط، مطمئنا الى رضا الله تعلي عنه                   .
وشرط هذا الجانب النظرى من التربية الاسلامية للرح هو :
حضورالقلب عندالقيامب باي عمل، يحث لا يقصد بعلمه هذا الاوجه الله.

وّالسِيْرُ فِيْ الْاّرْضِ لِاَخُذَ العِبْرَةَ مَطَلُبٌ شَرْعِىٌ حَيْثُ دَعَا اِلَيْهِ الله تَعَالَى فِي سَبْعِ اَيَاتِ مِنْكِتَابِهِ مِنْهَا قَوْلُهُ تَعَالَى : (اَفلَمْ يَسِيْرُ فِى الاَرْضِ فَتَكُنُ لَهُمْ قلُوْبٌ يَعْقِلُونَ بها اَو آذَانُ يَسْمَعونَ بِهَا فَإنَّهَا لاتَعمَى اَلءقُلُوُبُ الَتِى فِى الصُدورِ)  (الحج : 46)

وَاَوْجَبَ الله تَعَالَى السِيْرُ فِى الْاَرْضِ اِذْ اَمَرَ بِهِ فِي سَبْعِ اَيَاتِ مِنْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ مِنْهَا قَوْلُهُ تَعَالَى    : (قَدء خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنُ فَسِيْرُوْا فِى الاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ
 كَا نَ عَا قِبَةُ اَلمُكَذِّبِيْنَ (العمران : 137







2.2 Redaksi Terjemah Pilar Spiritual dalam Pendidikan Islam

الدعامةالروحية فى التربية الاسلامية
التربية الاسلا مية تستهد ف اعدادالانسان وصياغته صيغة جيدة في فكره وقلبه وسلوكه وتعاملا ته مع النا س علي النحو الذي يرضي الله تبا ركوتعالي.
والا نسان - كما هو معروف - اشرف مخلو قات الله واكر مها علي الله تعالي، كما تحدث بذ لك القر ان الكريم في قو له تعالي :
ولقد كرمنا بني ادم وحملنا هم في البر و البحر ورزقنا هم من الطيبا ت وفضلنا هم علي كثير ممن خلقنا تفضيلا (الاسراء :٧٠ )
Terjemah:
Pendidikan Islam bertujuan untuk merumuskan hal-hal yang baru dari kalangan manusia meliputi pikirannya, hatinya, langkah-langkahnya dan pemgamalannya berserta manusia lainnya dimana perkiraan tersebut mempunyai maksud agar orang-orang mendapatkan ridho Allah dan barokah Allah.
Manusia - seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dan kemuliaan manusia seperti tercantum dalam Al-Quranul Karim, Allah berfirman :
" Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dab lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."

وَالإِنْسَانُ إنَّمَا اكْتَسَبَ هَدَا ااشَرْفُ وَتِلْكَ المَكَانَةَ لِأَنَّ رُحَهُ نَفْخَةٌ مِنْ رُوْحِاللهِ تَعَا لَى كَمَا يُفْهَمُ ذَلِكَ مِنْ قَوْلِهِ تَعَا لَى: الحجر :
لِذَلِكَ عنيت التربية الإسلا مية أول ما عنيت بتربية هذا الإنسان المكرم الشريف، فركزت على تربية روحه تلك التى حملت معها الحياة يوم نفخت فيه، وهي التى تواصل سيرها به فى طريق الحياة شفا فة صا فيه، مالم يكدرهاصاحبها بأكدار المعاصى والآثام.
والروح بهذه الشفافيه وذلك الصفاء الفطرى فيها تستطيع بالرياضة عن طريق ذكرالله، وعن طريق الالتزام بمنهج الله تعالى أن تقرب بصاحبها من الله تعالى، فيقرب الله تعالى منه، فيكون له الخيرفى الدنيا والآخرة.
Manusiamemperoleh kemuliaan pada tempatnya karena tiupan Roh-nya dari rahmat Allah.yang tecantum dalam firman-Nya:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,  ” sungguh, akuaka nmencipta kan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpu rhitam yang diberi bentuk. Maka apabila aku telah menyempurnakan (kejadian)-Nya, dan aku telah maniup kanroh (ciptaan)-Ku kedalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
Dengan pendidikan ini manusia menjadi mulia, maka fokus atas pendidikan rahmat-Nya Allah itu yang mana mengandung sertanya kehidupan di dalamnya.Pendidikan yang mana perjalanannya berkelanjutan di jalan kehidupan dengan transparan dan bersih. Pemiliknya dengan tempat dosadan banyak dosa dan rahmat transparansi ini dan ketenangan yang suci didalamnya akan mampu dengan olahraga atas jalan mengingat Allah.
Dengan jalan lari pendekatan kepada Allah lebih dekat dengan pemiliknya dari Allah maka dia dekat dengan Allah, menjadikan kebaikan di dunia dan di akhirat.

والتربية الإسلامية للروح لها جانبان:
نَظْرِى يَقُومُ عَلَى ألْفِكْرِ وَالتَدْبِرُ وَالنَظْرُ فِى مَلَكُتِ الله، وَالسِيْرُ فِى اْلأَرْضِ وَأَخَد الظَةُ وَالْعِبَرَةِ مِنَ الَدينَ مضوا فى سالف الزمان على الأيمان با الله او على الكفر به سبحنه،ليتمكن الإنسان من التدبر فى هدا ان يشق طريقه في الحياة امنا من انحراف عن الحق او اتباع للباط، مطمئنا الى رضا الله تعلي عنه                   .
وشرط هذا الجانب النظرى من التربية الاسلامية للرح هو :
حضورالقلب عندالقيامب باي عمل، يحث لا يقصد بعلمه هذا الاوجه الله.
Dan pendidikan islamiyah ranah spiritual mempunyai dua bagian, yaitu:
Selalu berfikir, memelihara dan mengatur hubungan kepada Allo swt, berperilaku didalam bumi bisa mengambil hikmah-hikmah dan nasihat-nasihat yang ada  dari sebelumnya seperti beriman kepada Alloh swt dan berfikir tentang maha suci ciptaan Alloh swt dibumi. Hal ini memungkinkan memelihara manusia dalam kehidupan yang aman dari penyimpangan dan kebatilan sehingga hati akan menjadi tenang dalm meraih ridlo Alloh SWT.
Disamping selalu berfikir tentang hal diatas, pendidikan islam juga harus mempunyai bagian ketahuidan, yakni selalu menghadirkan Alloh SWT dalam hati ketika bertindak,  dan meyakini bahwa kita selalu diawasi dan tidak ada yang sempurna kecuali Alloh Swt.

وّالسِيْرُ فِيْ الْاّرْضِ لِاَخُذَ العِبْرَةَ مَطَلُبٌ شَرْعِىٌ حَيْثُ دَعَا اِلَيْهِ الله تَعَالَى فِي سَبْعِ اَيَاتِ مِنْكِتَابِهِ مِنْهَا قَوْلُهُ تَعَالَى : (اَفلَمْ يَسِيْرُ فِى الاَرْضِ فَتَكُنُ لَهُمْ قلُوْبٌ يَعْقِلُونَ بها اَو آذَانُ يَسْمَعونَ بِهَا فَإنَّهَا لاتَعمَى اَلءقُلُوُبُ الَتِى فِى الصُدورِ)  (الحج : 46)

وَاَوْجَبَ الله تَعَالَى السِيْرُ فِى الْاَرْضِ اِذْ اَمَرَ بِهِ فِي سَبْعِ اَيَاتِ مِنْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ مِنْهَا قَوْلُهُ تَعَالَى    : (قَدء خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنُ فَسِيْرُوْا فِى الاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ
 كَا نَ عَا قِبَةُ اَلمُكَذِّبِيْنَ (العمران : 137
                        
Dan berjalan di permukaan bumi seperti ibarat kan permintaan para syar’i, agar supaya dikatakan kepada-Nya atas perintah Allah SWT yang dikatakan dalam ayat dalam kitabnya dan ia berkata:
maka tidak pernah kah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar ? sebenarnya bukan mata itu yang buta tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada”. (Al-Hajj :46)
Dan Allah SWT menjawab:
berjalanlah di permukaan bumi seperti yang telah kuperintahkan di dalam 7 ayat yang terdapat dikitabku yaitu : sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah) karena itu berjalanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (Rasul-rasulnya)”. (Al- Imron: 137).


2.3 Penjelasan Pilar Spiritual dalam Pendidikan Islam
A. Pengertian Spiritual
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
§  Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidak pastian    dalam kehidupan,
§  Menemukan arti dan tujuan hidup,
§   Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri,
§  Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.

Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan, Kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, sesuatu perasaan yang memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action), harapan (hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan, dan perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang menyenangkan. Harapan juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi kepada individu untuk mencapai suatu prestasi dan berorientasi kedepan. Agama adalah sebagai sistem organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah yang terorganisir atu teratur.

Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.

Kata spiritual sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami pengertian spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English Dictionary, untuk memahami makna kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atu pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran danperasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubngan dengan organisasi keagamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah laku seseorang.

Berdasarkan konsep keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan, kerukunan, dan sistemkepercayaan (Dyson, Cobb, Forman,1997). Dyson mengamati bahwa perawat menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan dengan seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intra, inter, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam ,dan Tuhan (Dossey & Guazetta, 2000).
Para ahli keperawatan menyimpilkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal bagi semua manusia. Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintegrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia.

B. Tipe-tipe Spiritual
The Encyclopedia of Religion menyebutkan tiga tipe ajaran spiritual (spiritual discipline) yaitu :
·            Pertama, spiritual heteronomy. Dalam corak spiritual ini, pencari atau pengamal spiritual cenderung menerima, memahami, meyakini atau mengamalkan acuan spiritual (nilai-nilai spiritual) yang bersumber dari otoritas luar (external authority). Pengamal ajaran spiritual heteronomik bersikap mentaati dan menerima makna dan keabsahannya dalam wujud tindakan yang submisif dalam arti tinggal menerima, meyakini dan mengamalkan saja, tanpa harus merefleksikan atau merasionalisasi makna ajarannya.
·            Kedua, spiritual otonom, yakni bentuk spiritualitas yang bersumber dari hasil refleksi diri sendiri. Corak spiritual ini bersifat “self-contained and independent of external authority”, yakni dihasilkan dari dalam diri sendiri dan terbebas dari otoritas luar. Spiritual otonom sesungguhnya merupakan nilai spiritual yang dihasilkan oleh proses refleksi terhadap kemahabesaran Tuhan dan ciptaannya.
·            Ketiga, spiritual interaktif, yakni nilai spiritual atau spiritual yang terbentuk melalui proses interaktif antara dirinya sendiri dengan lingkungannya. Dengan demikian, corak spiritual ini bukan mutlak karena faktor internal maupun eksternal. Namun, lebih merupakan hasil dari proses dialektik antara potensi ruhaniah (mental, perasaan, dan moral) di satu pihak dengan otoritas luar dalam bentuk tradisi, folkways, dan tatanan dunia yang mengitarinya.
C. Konsep Kesehatan Spiritual 
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah “rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam dan dengan kehidupan tertinggi” (Hungemannet al, 1985). Rasa keharmonisan ini dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai, tujuan, dan system keyakinan mereka dengan hubungan mereka di dalam diri mereka sendiri dan orang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit, penyembuhan, atau kehilangan, sesorang mungkin akan berbalik kecara-cara lama dalam merespon atau menyesuaikan dengan situasi. Seringkali gaya koping ini terdapat dalam keyakinan atau nilai dasar orang tersebut. Keyakinan ini sering berakar dalam spiritualitas orang tersebut. Sepanjang hidup seorang individu mungkin tumbuh lebih spiritual, menjadi lebih menyadari tentang makna, tujuan dan nilai hidup.
Spiritual dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan yang langgeng. Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri mereka sendiri secara bermakna adalah bukti dari kesehatan spiritual.
Menetapkan hubungan dengan yang Maha Agung, kehidupan atau nilai adalah salah satu cara mengembangkan spiritualitas. Anak-anak sering mulai dengan konsep tentang ketuhanan atau nilai seperti yang disuguhkan kepada mereka oleh lingkungan rumah mereka atau komunitas religius mereka. Remaja sering mempertimbangkan kembali konsep masa kanak-kanak mereka tentang kekuatan spiritual, dan dalam pencarian identitas, mungkin mempertanyakan tentang praktik atau nilai atau menemukan kekuatan spiritual sebagai motivasi untuk mencari makna hidup yang lebih jelas. Sejalan dengan makin dewasanya seseorang, mereka sering instrospeksi diri untuk memperkaya nilai dan konsep ketuhanan yang telah lama dianut dan bermakna. Kesehatan spiritualitas yang sehat pada lansia adalah sesuatu yang memberikan kedamaian dan penerimaan tentang diri dan hal tersebut sering didasarkan pada hubungan yang langgeng dengan yang Maha Agung.
D. Masalah-masalah Spritual   
Ketika penyakit, kehilangan, atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang kearah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual.selama penyakit atau kehilangan, misalnya saja, individu sering menjadi kurang mampu untuk merawat diri mereka sendiri dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan. Distres spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain. Individu mungkin mempertanyakan nilai spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup, dan sumber dari makna hidup.
1.     Penyakit Akut      
Penyakit yang mendadak, tidak diperkirakan, yang menghadapkan baik ancaman langsung atau jangka panjang terhadap kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan klien dapat menimbulkan distress spiritual bermakna.
Penyakit atau cedera dapat dipandang sebagai hukuman, sehingga klien menyalahkan diri mereka sendiri karena mempunyai kebiasaan kesehatan yang buruk, gagal untuk mematuhi tindakan kewaspadaan keselamatan atau menghindari pemeriksaan kesehatan secara rutin. Konflik dapat berkembang sekitar keyakinan individu dan makna hidup. Individu mungkin mempunyai kesulitan memandang masa depan dan dapat terpuruk tidak berdaya oleh kedukaan.
2.   Penyakit Kronis
Seseorang dengan penyakit kronis sering menderita gejala yang melumpuhkan dan mengganggu kemampuan untuk melanjutkan gaya hidup normal mereka. Kemandirian dapat sangat terancam, yang mengakibatkan ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh.
3.  Penyakit Terminal
Penyakit terminal umumnya menyebabkan ketakutan terhadap nyeri fisik, ketidaktahuan, kematian, dan ancaman terhadap integritas (Turner et al, 1995). Klien mungkin mempunyai ketidak pastian tentang makna kematian dan dengan demikian mereka menjadi sangat rentan terhadap distress spiritual. Tedapat juga klien yang mempunyai rasa spiritual tentang ketenangan yang memampukan mereka untuk menghadapi kematian tanpa rasa takut.
E. Hakikat Pendidikan Islam
Menurut Hasan Langgulung yang dikutip oleh Djamaluddin(1999) pendidikan islam ialah pendidikan yang memiliki empat macam fungsi yaitu :
a)      Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
b)      Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
c)      Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
d)     Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasil di akhirat. 
Dari uraian diatas tersebut dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a)         Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah tuhan dimuka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.
b)        Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahan-nya di muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.
c)         Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
d)        Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwadan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
e)         Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
F. Implikasi Pilar Spiritual dalam Pendidikan Islam
Asumsi dasar tentang manusia bahwa ia mempunyai kemampuan fisik, psikis, dan spiritual yang bisa dikembangkan melalui pendidikan. Potensialitas ini mampu membangun hubungan ke dalam dan keluar dirinya dan mengambil pendidikan dari hubungan itu sehingga pendidikan Islam berorientasi pada aspek fisik, psikis, dan spiritual sebagai satu kesatuan yang integral. Membangkitkan aspek spiritual dalam membangun keimanan adalah sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengalaman keberagamaan. Jika kehidupan tidak disertai nuansa nilai-nilai spiritual maka akan menekan kecerdasan batin dan berbahaya bagi perkembangan moralitas. Hilangnya kekayaan ruhaniah menyebabkan kurangnya apresiasi tentang manusia dan kemanusiaan. Kekeringan spiritualitas sulit ditumbuhkan tanpa membuka akses ke dalamnya. Pendidikanyang tidak menyentuh pengembangan aspek ini menyalahi kodratnya dan menuju pada ketidakseimbangan kepribadian. Oleh karena itu, perlu diangkat permasalahan tentang deskripsi, kemungkinan, implementasi, dan implikasinya pengembangan aspek spiritual melalui pendidikan Islam. Tujuannya adalah untuk memperjelas konsep pendidikan Islam dan mengidentifikasikan peranan, format implementasi, implikasi, serta intensitas dan kualitas produknya dalam rangka tercapainya tujuan akhir.
Dengan bertolak pada epistemology ‘irfani’ yaitu pengenalan yang dicampakkan kedalam hati dalam bentuk kasyf (ketersingkapan) bimbingan dari cahaya Ilahi yang menerangi hati seseorang yang suci, sehingga ia mempunyai kemampuan pengenalan secara jelas terhadap sesuatu yang samar bagi orang lain maka penelitian dengan metode penomenologik ini dilakukan untuk maksud tersebut diatas. Relasi seseorang dengan alam material dan spiritualnya mewujudkan pengenalan yang bersifat demonstratif, argumentatif, dan gnosis. Ketiganya menempati level dan validitas berbeda-beda, namun dapat disinergikan untuk memperoleh keterbukaan terhadap realitas yang tampak pada berbagai aspek kepribadiannya. Pengamalan spiritual memberikan kualitas pada hasil penginderaan dan penalaran seseorang sehingga pengetahuan dan pengalamannya merupakan akumulasi dari berbagai aspeknya. Seseorang yag dapat menampilkan komprehensivitas pengalaman dan pengetahuannya secara bulat, menandakan kualitas kepribadiannya. Cerminan pemahaman terhadap diri dan luar dirinya tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan sikap perbuatannya. Orang yang dapat mengemukakan pengalaman spiritualnya secara ilmiah berarti mempunyai kemampuan menggabungkan pengetahuan dengan keimanannya. Di samping itu, pengalaman ini dapat meningkatkan keimanan yang tidak saja dibangun atas kebenaran argumentatif dan demonstratif, tetapi penyaksian terhadap objek yang diimani. Kualitas penyaksian dan pengenalannya menunjukkan kualitas keimanannya; dan keimanannya bukanlah sekedar penjelas terhadap apa yang diimani. Pendidikan yang didapat dari pengalaman spiritual mampu membebaskan seseorang untuk mengimplementasikan kemampuan memahami dirinya, lingkungannya, dan Tuhannya sehingga ia bebas memilih dan memberikan makna terhadap semua pengalaman dan pengetahuannya.
Pengalaman spiritual dapat menumbuhkan kecerdasannya, menghidupkan kekeringan batin yag tidak bisa dibina hanya dengan rasionalitas semata, tetapi melalui pengalaman yang prasyarat dan syarat pendakiannya memerlukan kebersihan hati, supaya sifat-sifat keilahian terpancar dalam seluruh kehidupannya. Pendidikan Islam dapat menghasilkan pengalaman spiritual apabila aspek ini lepas landas menapaki sendiri pendakiannya. Dengan demikian, pengalaman spiritual bersifat mandiri dan dialami secara pribadi ketika seseorang menjadi cermin yang menerima pantulan cahaya keilahian. Prosesnya dimulai dengan pendidikan fisik dan psikis sampai mencapai kebersihan hati untuk menyaksikan keindahan-Nya. Implikasinya adalah sikap, pemahaman, dan perbuatannya dituntun cahaya Ilahi. Pendidikan seperti ini merupakan pendidikan diri sendiri terhadap aspek fisik dan psikis. Tetapi pada batas tertentu fungsi keduanya terhenti ketika fungsi spiritual melakukan aktivitasnya. Pada posisi ini, aspek spiritual memperoleh kemandirian untuk menerima bimbingan-Nya. Pada satu sisi, pengalaman ini merupakan ikhtiyariah dan disisi lain merupakan pemberian-Nya ketika seseorang tajabbur (fatalis) dalam kehendak-Nya. Ketika Tuhan menguasai hatinya, ia larut dalam kehendak-Nya, Akhirnya, pendidikan bagi aspek spiritual adalah tuntunan yang datang langsung dari Tuhan yang berupa petunjuk kepada orang yang dihendaki-Nya sehingga dapat memberika bimbingan hidup dan kehidupan untuk meligitimasi pengetahuan dan pengalaman yang berada dalam berbagai levelnya.
                                                                                                                                                                               
BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Penting bagi manusia untuk mempunyai keyakinan atau kepercayaan agar manusia mempunyai kontrol dalam kehidupannya.Spiritual  atau kepercayaan bisa menumbuhkan kekuatan dari dalam diri manusia agar bisa bertahan dalam segala keadaan apapun.spiritual juga bisa menumbuhkan kecerdasan emosional (EQ)
Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku self care klien. Keyakinan spiritual yang perlu dipahami ,menuntun kebiasaan hidup sehari-hari gaya hidup atau perilaku tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien seperti tentang permintaan menu diet.
Pendidikan islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Dengan pengertian lain pendidikan islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. Kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai islam.
3.2 Saran
perlu banyak pembelajaran tentang spiritualitas karena spiritual sangat penting bagi manusia dalam berbagai hal. dalam ilmu kesehatan juga perlu ditingkatkan  agar seorang tenaga kesehatan tidak salah mengambil sikap atau tindakan dalam menghadapi klien dengan gangguan spiritualitas. perhatian spiritualitas dapat menjadi dorongan yang kuat bagi klien kearah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritualitas. untuk itu seorang perawat tidak boleh mangesampingkan masalah spiritualitas klien.

DAFTAR PUSTAKA

الدكتور علي عبدالحليم محمود , التربية الدينية العائبة, من علماء الازهار

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar