KONSEP PESERTA
DIDIK DAN PEMBELAJARAN
Makalah
Ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan
semester 02
Jurusan PAI
Dosen
Pengampu: Dr.H.Tasman Hamami,MA

Di susun oleh : Kelompok Tiga (3)
1.
Sundari (14410038)
2.
Wiwin Kurni
(14410039)
3.
Hafiz Yazid (14410043)
4.
Ahmad Asmui
(14410050)
Kelas : PAI A
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
TAHUN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada Kami dengan keadaan sehat wal afiat. dan tak lupa Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memperjuangkan agama islam dari zaman jahiliyyah sampai
pada zaman Islamiyah ini, Sehingga kami dapat menyelesaikan suatu makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Ilmu Pendidikan, jurusan pendidikan agama islam fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Makalah yang berjudul “Konsep Peserta Didik dan Pembelajaran” merupakan aplikasi dari kami selain umtuk memenuhi
tugas mata kuliah tersebut,juga untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana Konsep peserta didik dan
pembelajaran.
Dalam penulisan
Makalah ini penulis menyadari sepenuhnya tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
- Dr.H.Tasman Hamami,MA.
selaku Dosen pengampu dan pembimbing mata kuliah Ilmu Pendidikan.
2.
Kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan Makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun
menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari tentang Bagaimana konsep peserta didik dan
pembelajaran. Dalam makalah
ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan
kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 10 Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENADAHULUAN.............................................................................................. 1
A.
Latar Belekang........................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
D.
Teknik Penulisan...................................................................................................... 2
E.
Sistematika Penulisan.............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 4
A.
Pengertian Peserta Didik......................................................................................... 4
B.
Kebutuhan-Kebutuhan Peserta Didik..................................................................... 4
C.
Karakteristik Pesert Didik....................................................................................... 5
D.
Pengertian Pembelajaran.......................................................................................... 6
E.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran................................................................................... 7
F.
Strategi Pembelajaran.............................................................................................. 11
G.
Proses Pembelajaran................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 15
A.
Kesimpulan.............................................................................................................. 15
B.
Daftar Pustaka......................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Al-Qur'an
sebagai pedoman hidup manusia mengatur kehidupan dari berbagai aspek mulai dari
aspek sosial, ekonomi, ibadah, pendidikan dan lain sebagainya. Dalam aspek
pendidikan al-Qur'an menegaskan mulai dari pentingnya menuntut ilmu, tujuan
pendidikan, metode pengajaran sampai dengan pentingnya seorang peserta didik
dalam dunia pendidikan. Karena pendidikan merupakan bimbingan yang dilakukan
oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian
yang islami. Dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan itu lebih banyak
ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal
perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dalam pendidikan
itu tidak hanya keluarga yang merupakan factor utama pendidikan dasar, akan
tetapi sekolah atau dunia luar pun sangat diutamakan dalam mendidik seseorang.
Dan pendidik
sebagai subyek yang melaksanakan pendidikan, karena pendidik mempunyai peranan
penting untuk berlangsungnya pendidikan, baik atau tidaknya pendidik
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan bagi peserta didik yang merupakan
obyek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan
mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa peserta didik
kepada tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Menurut pendapat Imam Al-Ghazali,
bahwa anak adalah amanah Allah dan harus dijaga dan dididik untuk mencapai
keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah, kedua orang tuanyalah
yang akan mengukir dan membentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan
disenangi semua orang karena semua bayi yang dilahirkan kedunia ini, bagaikan
sebuah mutiara yang belum diukur dan belum berbentuk tapi amat bernilai tinggi.
Maka ketergantungan anak kepada pendidiknya termasuk kepada kedua orang tuanya,
tampak sekali.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu
tugas utama guru, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang
ditujukan untuk membelajarkan siswa.
B.Rumusan
Masalah
Untuk memudahkan dalam pembahasan,
penulis membatasinya dengan memberikan rumusan masalah berikut ini :
1.
Apa
Pengertian Peserta didik dan pembelajaran?
2.
Apa
saja kebutuhan peserta didik?
3. Bagaimana karakteristik peserta didik?
4. Bagaimana
Prinsip dalam Pembbelajaran?
5. Bagaimana
Strategi dalam Pembelajaran?
6. Bagaimana
pelaksanaan pembelajaranya?
C.Tujuan
Penulisan Makalah
Dari Rumusan masalah yang di
paparkan diatas penyusunan makalah imi bertujuan untuk:
1.
Untuk
Mengetahui Pengertian Peserta didik dan pembelajaran.
2.
Untuk
Mengetahui Apa saja kebutuhan peserta didik.
3.
Untuk
Mengetahui Bagaimana karakteristik peserta didik.
4.
Untuk
Mengetahui Bagaimana Prinsip dalam Pembbelajaran.
5.
Untuk
Mengetahui Bagaimana Strategi dalam Pembelajaran.
6.
Untuk
Mengetahui Bagaimana pelaksanaan pembelajaranya.
D.Teknik
Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, teknik penulisan yang digunakan
adalah :
1.
Teknik
Telaah Pustaka, yaitu meneliti kepustakaan atau buku-buku yang cocok dengan
pokok pembahasan dengan menerangkan sumber-sumber tertulis.
2.
Teknik
Searching, dengan mengambil Referensi dari internet.
E. Sistematika
Penulisan
Agar
makalah ini tersusun dengan baik, maka penulis membuat sistematika pembahasan
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN,
yang meliputi : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penulisan,
Teknik Penulisan, Sistematika penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN,
yang meliputi : Pemgertian dan penjelasan-penjelasan.
BAB III. PENUTUP,
yang meliputi: Kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARAN
I. Konsep Peserta Didik
A.Pengertian Peserta Didik
Peserta didik,menurut ketentuan umum Undang-undang RI
tentang sisitem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur,jenjang,dan jenis
pendidikan tertentu.Pada teman kanak-kanak,menurut ketentuan pasal 1 peraturan
pemerintah RI nomor 27 Tahun 1990,disebut dengan anak didik.sedangkan
pendidikan dasar menengah,menurut ketentuan pasal 1 peraturan pemerintah RI
nomor 28 dan 29 Tahun 1990 disebut
dengan sisiwa.sementara pada perguruan tinggi,menurut peraturan pemerintah RI
nomor 30 tahun 1990 disebut mahasiswa.[1]
Secara
kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar
kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh
setiap anak yang hidup di dunia ini. Kebutuhan yang harus dipenuhi serta
berbagai potensi maupun disposisi untuk dididik, dibimbing dan diarahkan
sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan. Dan membentuk anak
didik itu harus sesuai dengan tujuan pengajaran yang diharapkan maka pengajaran
harus disesuaikan dengan keadaan dan tingkat kemampuan anak, karakteristik,
minat dan lain sebagainya. Itulah sebabnya murid merupakan objek didik dalam
pendidikan. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu. Ia adalah pelanggan utama (main customer) mendapat
pelayanan dalam proses pendidikan. Dengan perkataan lain proses pendidikan akan
bermakna jika dilakukan oleh, dari, dan untuk peserta didik.Sehingga dari segala potensi yang dimiliki oleh seorang manusia
dapat mengembangkan kepribadian diri dan orang lain menuju kesempurnaan (insal
kamil). Perkembangan individu(peserta didik) disamping
ditentukan oleh aspek dasar (fitrah) juga dipengaruhi oleh
faktor ajar (lingkungan).[2]
B.Kebutuhan Peserta Didik
Pemenuhan kebutuhan siswa disamping bertujuaan untuk
memberikan materi kegiatan setepat mungkin, juga materi pelajaran yang sudah
disesuaikan dengan kebutuhan biasanya menjadi lebih menarik. Dengan demikian
akan membantu pelaksanaan proses belajr-mengajar. Kebutuhan manusia
dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.
Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan
jassmani seperti makan, minum, seks, dan
sebagainya.
2.
Kebutuhan sekunder, yaitu
kebutuhan rohani.
Adapun yang menjadi kebutuhan siswa
antara lain :
1.
Kebutuhan Jasmani
Hal ini
berkaitan dengan tuntutan siswa yang bersifat jasmaniah. Diantaranya missal
ruang kelas yang memadai, sarana yang menunjang.
2.
Kebutuhan Rohaniah
Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan siswa yang bersifat rohaniah,
missal, siswa merasa puas dengan segala penjelasan dari seorang guru karena
penjelasanya memahamkan.
3. Kebutuhan
Sosial
Pemenuhan keinginan untuk saling bergaul sesasama peserta didik dan
Pendidik serta orang lain. Dalam hal ini sekolah harus dipandang sebagai
lembagai tempat para siswa belajar, beradaptasi, bergaul sesama teman yang
berbeda jenis kelamin, suku bangsa, agama, status sosial dan kecakapan.
4. Kebutuhan
Intelektual
Setiap siswa tidak sama dalam hal minat untuk mempelajari sesuatu ilmu
pengetahuan. Dan peserta didik memiliki minat serta kecakapan yang berbeda
beda. Untuk mengembangkannya bisa ciptakan pelajaran pelajaran ekstra kurikuler
yang dapat dipilih oleh siswa dalam rangkan mengembangkan kemampuan intelektual
yang dimilikinya.
C.Karakteristik
Peserta Didik
Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan
kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai hasil dari pembawaan
dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih
cita-cintanya. Dengan demikian, penentuan tujuan belajar itu sebenarnya
harus dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik
itu sendiri.
Ada tiga hal hal yang perlu
diperhatikan dalam karakteristik peserta didik yaitu:
1. Karakteristik atau keadaan yang
berkenaan dengan kemampuan awal seperti misalnya kemampuan intelektual,
kemampuan berfikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor
dan lainnya.
2. Karakteristik yang berhungan dengan latar belakang dan
status sosial.
3. Karakteristik
yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan,
minat dan lain-lain.
Pengetahuan mengenai karakteristik peserta didik ini
memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama
bagi guru, informasi mengenai karakteristik peserta didik senantiasa akan
sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih
baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap peserta didik.
2. Konsep
Pembelajaran
A.
Pengertian Pembelajaraan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan[3] kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks
pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif),
juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.
Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan
peserta didik.
Istilah Pembelajaran Bermakna sebagai
upaya untuk membelajrkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai
upya,stratei, metode an pendekatan kearah pencapaian tujuan yang p terencanakan.Pembelajaran dapat pula di
pandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang meenkankan pada peyediaan sumber
belajar.
Menrut UU SPN NO. 20 TAHUN 2003,
Pembelajaran aaalah proses berinteraksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
B. Prinsip - Prinsip Pembelajaran
Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang penulis rangkum dari
beberapa pakar pembelajaran yang meliputi:
1.Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap
pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. [4]Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam
diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa
tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian
merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai
perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima
dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian
banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik
untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah
yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus
diselesaikan. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa
yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya.
Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar
matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban
bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi dapat diartikan sebagai
tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan
tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari
observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia
akan :
§ bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin
tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;
§ berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan
tersebut;
§ Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.
Motivasi dapat bersifat
internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik dan juga
eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Berkenaan dengan
prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan dorongan, memberikan
insentif dan juga motivasi berprestasi.
2.Keaktifan
Menurut pandangan psikologi anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai
dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri.
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan
pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri.
John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus
dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari
dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah. Menurut teori
kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi
yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi.
Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu
merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan
yang telah diperolehnya. Thordike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar
dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar
memerlukan adanya latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respon akan bertambah
erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan.
Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan
agar apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka
akan semakin paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie
bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin
tahu". Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan
itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang
sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan
suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.
3.Keterlibatan Lngsung/Pengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan
tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan
pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar
melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa
tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang
yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung
dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi
hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe. Pembelajaran yang
efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja,
karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman
serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.
Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak
memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus
diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut.
Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan
dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu
harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan
sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri.
Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa
yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang
disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar
dngan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah
mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif
dalam proses belajar di sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut
menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh
John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami
melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip
ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak
pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan
dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah
sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang
kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan
dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan
lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah,
maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan.
Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan
melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.
C. Strategi Pembelajaran
[5]Strategi
Merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai
tujuan.Strategi Pembelajaran adalah terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan
belajar yang dilakukan peserta didik.
Dengan demikian Stretegi pembelajaran
mencakup penggunaan pendekatan,metode dan tekhnik, bentuk media, sumber
belajar,mengelompokkan peserta didik, untuk mewujudkan interaksi edukasi antara
pendidik degan peserta didik serta upaya pengetahuan terhadap proses,hasil,dan
atau dampak kegiatan pebelajaran.
Jenis-Jenis
strategi Pembelajaran:
1. Strategi
pembelajaran Langsung,yaitu strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling
tinggi,yang sering di gunakan.Pada strategi ini termasuk dilakukan dengan
ceramah,pengajaran praktek dan latihan serta demonstrasi.
2. Strategi
pembelajaran Tidak Langsung, memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang
tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan , penggambaran referensi berdasarkan
data atau pembentukan hipotensis.strategi ni mesyaratkan digunaanya bahan
cetak, noncetak dan sumber-sumber manusia.
3. Interaktif,merujuk
pada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Pembelajaran
interaktif di kembangkan dalam rentang pengelompokan dan metode-metode
interaktif.Didalamnya terdapat bentuk bentuk diskusi kelas,kelompok kecil,atau
pengerjaan tugas berkelomppok dan kerja sesama siswa secara berpasang.
4. Strategi
Pembelajaran melalui pengalaman ,menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat
pada siwa dan berorientsi pada aktivitas.Guru dapat menggunakan strategi ini baik
dalam kelas maupun luar kelas. Seperti contoh: dalam kelas di gunakan dengan
metode simulas, dan di luar kelas dengan menggunakan observasi.
5. strategi
pembelajaran mandiri, merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
Membagun inisiatif individu,kemandirian,pendekatan diri.belajar mandiri juga
bisa di lakuan dengan team atau sebagai bagian dari kelompok kecil.
D. Pelaksanakan
Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan,inti dan penutup.
1. Kegiatan
Pendahuluan
Dalam
kegiata pendahuluan,Guru:
a. Menyiapkan
pesrta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti[6]
proses pembelajaran
b. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yamg
akan di pekajari
c. Menjelaskan
tujuan pembeajaran atau kompetensi dasar yang akan di capai
d. Menyampaikan
cakupan ateri dan menjelaskan uraian kegiatan sesuai silabus
2. Kegiatan
inti
Pelaksanaan
kegiatan inti merupakan untuk mencapai KD yang dilaksanaakan secara interaktif
dan inspiratif memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan kemandirian sesuai
bakat,minat,dan perkembangan fisik serta psikologis pesrta didik.Kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuakan dengan karakteristik pesera didik dan mata
peajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi,laborasi dan konfirmasi.
a. Eksplosarasi
-
Peserta didik
mencari ilmu yang luas
-
Menggunakan
beragam pendekatan,media dan sumber belajar
-
Menfalisitasi
terjadinya interaksi antara sesama peserta didik dan pendidik
-
Melibatkan
pesrta didik secara dalm keg pembelajaran
-
Menfasilitasi
peserta didik melakukan percobaan di lab,studio
Lapangan.
b. Elaborasi
-
Membiasakan peseta
didik membaca dan penulis yang beragam mengakui tugas-tugas tertentu yang
bermakna
-
Memberi kesempatan
untuk berfikir,mnganalisis,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut
-
Menfasilitasi
peserta didik untuk myajikan hasil kerja individual ataupun kelompok
-
Melakukan
pamern,turnamen,vestifal,serta produk yang dihasilkan
-
Menasitasi
peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhan kebanggaan dan rasa percaya
diri pesrta didik.
c. Konfirmasi
-
Memberikan
konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi pesrta didik melalui
berbagai sumber
-
Guru sebagai
narasumber dan fasilitator dalm menjaab peanyaan pesrt didik yang menhadapi
kesultan dengan menggunak bahasa yang baku dan benar
-
Membantu
menyeesaukan masalah
-
Memberi inforasi
untuk bereksplorasi kebih jauh
-
Memberikan
motivasi peserta didik yamg kurang atau belum berpartisipasiaktif
3. Kegiatan
penutup
Dlam
kegiatan penutup,guru;
a. Bersama-saama
degan peserta didik dan sendiri membuat rangkuman /simpulan pelajaran.
b. Melakukan
penilaian dan releksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
c. Memberikan
umpan balik terhadap proes dan hasil pembelajaran
d. Merencanakan
kegiatan tidak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi maupun tugas idividual
maupun kelompok sesuai denga hasil pembeljaran tersebut.Menyampaikan recana
pebelajran pada pertemuan berikutnya.[7]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan
uraian tentang peserta didik bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Peserta
didik adalah individu yang mengalami perkembangan dan perubahan, sehingga ia
harus mendapatkan bimbingan dan arahan untuk membentuk sikap moral dan
kepribadian
2. Kebutuhan
peserta didik yang berupa kebutuhan fisik, sosial,mendapatkan status, mandiri,
berprestasi, ingin disayangi dan dicintai, curhat, dan mendapatkan filsafat
hidup harus dipenuhi oleh pendidik untuk menunjang perkembangan dan pembentukan
sikap moral peserta didik sebagai insan kamil.
3. Peserta
didik memiliki beberapa dimensi penting yang mempengaruhi akan perkembangan
peserta didik, dimensi ini harus diperhatikan secara baik oleh pendidik dalam
rangka mencetak peserta didik yang berakhlak mulia dan dapat disebut sebagai
insan kamil.
4. Peserta
didik akan melampaui kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual ketika ia
telah mencapai tingkatan ilmu yang melibihi tingkatan kecerdasan qalbiyah,
yaitu kecerdasan agama.
5. Etika peserta
didik dalam proses pendidikan islam sangatlah berperan.
Berdasarkan uraian tentang pembelajaran, dapat disimpulka
bahwa pembelajaran :
1.
Dalam
Pembelajaran Ditemukan Dua pelaku,yakni Guru berinteraksi dengan siswanya yang
keduany untuk mencapai tujuan yang serupa.
2.
Pembelajaran
berpusat pada sisiwa sedangkan guru sebagai pembibing pengalaman dalam belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Imran Ali.Manajemen Peserta Didik
Berbasis Sekolah. (Jakarta: Bumi
Aksara,2012). Hal 5
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN,
STAIN, PTAIS, Bandung : Pustaka Setia, 1998, cet. 2.
Majid Abdul,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt
Remaja Rosda Karya,Hal 4-6
Http//:www.google.com/
[1] Prof,Dr.Ali
Imron,M.P.d.,M.Si.Manajemen Peserta Didik
Berbasis Sekolah. (Jakarta: Bumi
Aksara,2012). Hal 5
[2] Dra. Hj.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS,
Bandung : Pustaka Setia, 1998, cet. 2.
.
[3] Abdul Majid,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt
Remaja Rosda Karya,Hal 4-6
[4]
Http//:www.google.com/
[6] Abdul Majid,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt
Remaja Rosda Karya,Hal 43-46
[7] Abdul Majid,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt
Remaja Rosda Karya,Hal 43-46
0 komentar:
Posting Komentar