Asaa'Ah

AHMAD ASMUI PUTRA JALERE SANKING BAPAK SURADI LAN SITI ZULAIKHO

spider

text asmui






salju


Diberdayakan oleh Blogger.

Categories

RSS

Makalah Konsep peserta didik dan pembelajaran

KONSEP PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARAN

Makalah Ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan semester 02 Jurusan PAI
Dosen Pengampu: Dr.H.Tasman Hamami,MA


Description: E:\Logo-UIN-Sunan-Kalijaga-Yogyakarta.jpg















Di susun oleh : Kelompok Tiga (3)
1.   Sundari                           (14410038)
2.   Wiwin Kurni                  (14410039)
3.   Hafiz Yazid                     (14410043)
4.   Ahmad Asmui                (14410050)
                                            Kelas        : PAI  A         



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI  SUNAN KALIJAGA
TAHUN 2015




KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat-Nya kepada Kami dengan keadaan sehat wal afiat. dan tak lupa Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan agama islam dari zaman jahiliyyah sampai pada zaman Islamiyah ini, Sehingga kami dapat menyelesaikan suatu makalah yang menjadi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan, jurusan pendidikan agama islam fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Makalah yang berjudul “Konsep Peserta Didik dan Pembelajaran” merupakan aplikasi dari kami selain umtuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut,juga untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana Konsep peserta didik dan pembelajaran.
Dalam penulisan Makalah ini penulis menyadari sepenuhnya tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
  1. Dr.H.Tasman Hamami,MA. selaku Dosen pengampu dan pembimbing mata kuliah Ilmu Pendidikan.
2.    Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan Makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari tentang Bagaimana konsep peserta didik dan pembelajaran. Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.                                   
                                                                                                               Yogyakarta, 10 Februari 2015


                                                                                                             Penyusun
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENADAHULUAN.............................................................................................. 1
A.    Latar Belekang........................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C.     Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
D.    Teknik Penulisan...................................................................................................... 2
E.     Sistematika Penulisan.............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 4
A.    Pengertian Peserta Didik......................................................................................... 4
B.     Kebutuhan-Kebutuhan Peserta Didik..................................................................... 4
C.     Karakteristik Pesert Didik....................................................................................... 5
D.    Pengertian Pembelajaran.......................................................................................... 6
E.     Prinsip-Prinsip Pembelajaran................................................................................... 7
F.      Strategi Pembelajaran.............................................................................................. 11
G.    Proses Pembelajaran................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 15
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 15
B.     Daftar Pustaka......................................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia mengatur kehidupan dari berbagai aspek mulai dari aspek sosial, ekonomi, ibadah, pendidikan dan lain sebagainya. Dalam aspek pendidikan al-Qur'an menegaskan mulai dari pentingnya menuntut ilmu, tujuan pendidikan, metode pengajaran sampai dengan pentingnya seorang peserta didik dalam dunia pendidikan. Karena pendidikan merupakan bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian yang islami. Dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dalam pendidikan itu tidak hanya keluarga yang merupakan factor utama pendidikan dasar, akan tetapi sekolah atau dunia luar pun sangat diutamakan dalam mendidik seseorang.
Dan pendidik sebagai subyek yang melaksanakan pendidikan, karena pendidik mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan, baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan bagi peserta didik yang merupakan obyek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa peserta didik kepada tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Menurut pendapat Imam Al-Ghazali, bahwa anak adalah amanah Allah dan harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah, kedua orang tuanyalah yang akan mengukir dan membentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenangi semua orang karena semua bayi yang dilahirkan kedunia ini, bagaikan sebuah mutiara yang belum diukur dan belum berbentuk tapi amat bernilai tinggi. Maka ketergantungan anak kepada pendidiknya termasuk kepada kedua orang tuanya, tampak sekali.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.

B.Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis membatasinya dengan memberikan rumusan masalah berikut ini :     
1.      Apa Pengertian Peserta didik dan pembelajaran?
2.      Apa saja kebutuhan peserta didik?
3.      Bagaimana karakteristik peserta didik?
4.      Bagaimana Prinsip dalam Pembbelajaran?
5.      Bagaimana Strategi dalam Pembelajaran?
6.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaranya?

C.Tujuan Penulisan Makalah

Dari Rumusan masalah yang di paparkan diatas penyusunan makalah imi bertujuan untuk:
1.    Untuk Mengetahui Pengertian Peserta didik dan pembelajaran.
2.    Untuk Mengetahui Apa saja kebutuhan peserta didik.
3.    Untuk Mengetahui Bagaimana karakteristik peserta didik.
4.    Untuk Mengetahui Bagaimana Prinsip dalam Pembbelajaran.
5.    Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi dalam Pembelajaran.
6.    Untuk Mengetahui Bagaimana pelaksanaan pembelajaranya.
D.Teknik Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, teknik penulisan yang digunakan adalah :
1.      Teknik Telaah Pustaka, yaitu meneliti kepustakaan atau buku-buku yang cocok dengan pokok pembahasan dengan menerangkan sumber-sumber tertulis.
2.      Teknik Searching, dengan mengambil Referensi dari internet.

E. Sistematika Penulisan
Agar makalah ini tersusun dengan baik, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penulisan, Teknik Penulisan, Sistematika penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN, yang meliputi : Pemgertian dan penjelasan-penjelasan.
BAB III. PENUTUP, yang meliputi: Kesimpulan






















BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARAN

I.    Konsep Peserta Didik
A.Pengertian Peserta Didik
Peserta didik,menurut ketentuan umum Undang-undang RI tentang sisitem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur,jenjang,dan jenis pendidikan tertentu.Pada teman kanak-kanak,menurut ketentuan pasal 1 peraturan pemerintah RI nomor 27 Tahun 1990,disebut dengan anak didik.sedangkan pendidikan dasar menengah,menurut ketentuan pasal 1 peraturan pemerintah RI nomor 28 dan 29 Tahun  1990 disebut dengan sisiwa.sementara pada perguruan tinggi,menurut peraturan pemerintah RI nomor 30 tahun 1990 disebut mahasiswa.[1]
Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini. Kebutuhan yang harus dipenuhi serta berbagai potensi maupun disposisi untuk dididik, dibimbing dan diarahkan sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan. Dan membentuk anak didik itu harus sesuai dengan tujuan pengajaran yang diharapkan maka pengajaran harus disesuaikan dengan keadaan dan tingkat kemampuan anak, karakteristik, minat dan lain sebagainya. Itulah sebabnya murid merupakan objek didik dalam pendidikan. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Ia adalah pelanggan utama (main customer) mendapat pelayanan dalam proses pendidikan. Dengan perkataan lain proses pendidikan akan bermakna jika dilakukan oleh, dari, dan untuk peserta didik.Sehingga dari segala potensi yang dimiliki oleh seorang manusia dapat mengembangkan kepribadian diri dan orang lain menuju kesempurnaan (insal kamil). Perkembangan individu(peserta didik) disamping ditentukan oleh aspek dasar (fitrah) juga dipengaruhi oleh faktor ajar (lingkungan).[2]

B.Kebutuhan Peserta Didik
Pemenuhan kebutuhan siswa disamping bertujuaan untuk memberikan materi kegiatan setepat mungkin, juga materi pelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan biasanya menjadi lebih menarik. Dengan demikian akan membantu pelaksanaan proses belajr-mengajar. Kebutuhan manusia dibedakan menjadi 2  yaitu:
1.      Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jassmani seperti makan, minum, seks, dan    sebagainya.
2.       Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan rohani.
Adapun yang menjadi kebutuhan siswa antara lain :
1.      Kebutuhan Jasmani
Hal ini berkaitan dengan tuntutan siswa yang bersifat jasmaniah. Diantaranya missal ruang kelas yang memadai, sarana yang menunjang.
2.      Kebutuhan Rohaniah
Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan siswa yang bersifat rohaniah, missal, siswa merasa puas dengan segala penjelasan dari seorang guru karena penjelasanya memahamkan.
3.      Kebutuhan Sosial
Pemenuhan keinginan untuk saling bergaul sesasama peserta didik dan Pendidik serta orang lain. Dalam hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembagai tempat para siswa belajar, beradaptasi, bergaul sesama teman yang berbeda jenis kelamin, suku bangsa, agama, status sosial dan kecakapan.
4.      Kebutuhan Intelektual
Setiap siswa tidak sama dalam hal minat untuk mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. Dan peserta didik memiliki minat serta kecakapan yang berbeda beda. Untuk mengembangkannya bisa ciptakan pelajaran pelajaran ekstra kurikuler yang dapat dipilih oleh siswa dalam rangkan mengembangkan kemampuan intelektual yang dimilikinya.

C.Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-cintanya. Dengan demikian, penentuan tujuan belajar itu sebenarnya harus dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik itu sendiri.
Ada tiga hal hal yang perlu diperhatikan dalam karakteristik peserta didik yaitu:
1.   Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berfikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor dan lainnya.
2.   Karakteristik yang berhungan dengan latar belakang dan status sosial.
3.   Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.
Pengetahuan mengenai karakteristik peserta didik ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteristik peserta didik senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap peserta didik.

2. Konsep Pembelajaran
                A. Pengertian Pembelajaraan                                        
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan[3] kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Istilah Pembelajaran Bermakna sebagai upaya untuk membelajrkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upya,stratei, metode an pendekatan kearah pencapaian tujuan yang  p terencanakan.Pembelajaran dapat pula di pandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang meenkankan pada peyediaan sumber belajar.
Menrut UU SPN NO. 20 TAHUN 2003, Pembelajaran aaalah proses berinteraksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
B. Prinsip - Prinsip Pembelajaran
Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang penulis rangkum dari beberapa pakar pembelajaran yang meliputi:
1.Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. [4]Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan :
§  bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;
§  berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut;
§  Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.
Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik dan juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Berkenaan dengan prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi berprestasi.
2.Keaktifan
Menurut pandangan psikologi anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Thordike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan. Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu". Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.
3.Keterlibatan Lngsung/Pengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.

C. Strategi Pembelajaran
[5]Strategi Merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan.Strategi Pembelajaran adalah terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar  yang dilakukan peserta didik.
Dengan demikian Stretegi pembelajaran mencakup penggunaan pendekatan,metode dan tekhnik, bentuk media, sumber belajar,mengelompokkan peserta didik, untuk mewujudkan interaksi edukasi antara pendidik degan peserta didik serta upaya pengetahuan terhadap proses,hasil,dan atau dampak kegiatan pebelajaran.


Jenis-Jenis strategi Pembelajaran:
1.      Strategi pembelajaran Langsung,yaitu strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi,yang sering di gunakan.Pada strategi ini termasuk dilakukan dengan ceramah,pengajaran praktek dan latihan serta demonstrasi.
2.      Strategi pembelajaran Tidak Langsung, memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan , penggambaran referensi berdasarkan data atau pembentukan hipotensis.strategi ni mesyaratkan digunaanya bahan cetak, noncetak dan sumber-sumber manusia.
3.      Interaktif,merujuk pada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Pembelajaran interaktif di kembangkan dalam rentang pengelompokan dan metode-metode interaktif.Didalamnya terdapat bentuk bentuk diskusi kelas,kelompok kecil,atau pengerjaan tugas berkelomppok dan kerja sesama siswa secara berpasang.
4.      Strategi Pembelajaran melalui pengalaman ,menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siwa dan berorientsi pada aktivitas.Guru dapat menggunakan strategi ini baik dalam kelas maupun luar kelas. Seperti contoh: dalam kelas di gunakan dengan metode simulas, dan di luar kelas dengan menggunakan observasi.
5.      strategi pembelajaran mandiri, merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk Membagun inisiatif individu,kemandirian,pendekatan diri.belajar mandiri juga bisa di lakuan dengan team atau sebagai bagian dari kelompok kecil.
D. Pelaksanakan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,inti dan penutup.
1.      Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiata pendahuluan,Guru:
a.       Menyiapkan pesrta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti[6] proses pembelajaran
b.      Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yamg akan di pekajari
c.       Menjelaskan tujuan pembeajaran atau kompetensi dasar yang akan di capai
d.      Menyampaikan cakupan ateri dan menjelaskan uraian kegiatan sesuai silabus
2.      Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan untuk mencapai KD yang dilaksanaakan secara interaktif dan inspiratif memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat,minat,dan perkembangan fisik serta psikologis pesrta didik.Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuakan dengan karakteristik pesera didik dan mata peajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi,laborasi dan konfirmasi.
a.       Eksplosarasi
-          Peserta didik mencari ilmu yang luas
-          Menggunakan beragam pendekatan,media dan sumber belajar
-          Menfalisitasi terjadinya interaksi antara sesama peserta didik dan pendidik
-          Melibatkan pesrta didik secara dalm keg pembelajaran
-          Menfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lab,studio  Lapangan.
b.      Elaborasi
-          Membiasakan peseta didik membaca dan penulis yang beragam mengakui tugas-tugas tertentu yang bermakna
-          Memberi kesempatan untuk berfikir,mnganalisis,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut
-          Menfasilitasi peserta didik untuk myajikan hasil kerja individual ataupun kelompok
-          Melakukan pamern,turnamen,vestifal,serta produk yang dihasilkan
-          Menasitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhan kebanggaan dan rasa percaya diri pesrta didik.
c.       Konfirmasi
-          Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi pesrta didik melalui berbagai sumber
-          Guru sebagai narasumber dan fasilitator dalm menjaab peanyaan pesrt didik yang menhadapi kesultan dengan menggunak bahasa yang baku dan benar
-          Membantu menyeesaukan masalah
-          Memberi inforasi untuk bereksplorasi kebih jauh
-          Memberikan motivasi peserta didik yamg kurang atau belum berpartisipasiaktif
3.      Kegiatan penutup
Dlam kegiatan penutup,guru;
a.       Bersama-saama degan peserta didik dan sendiri membuat rangkuman /simpulan pelajaran.
b.      Melakukan penilaian dan releksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
c.       Memberikan umpan balik terhadap proes dan hasil pembelajaran
d.      Merencanakan kegiatan tidak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi maupun tugas idividual maupun kelompok sesuai denga hasil pembeljaran tersebut.Menyampaikan recana pebelajran pada pertemuan berikutnya.[7]





BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian tentang peserta didik bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Peserta didik adalah individu yang mengalami perkembangan dan perubahan, sehingga ia harus mendapatkan bimbingan dan arahan untuk membentuk sikap moral dan kepribadian
2.      Kebutuhan peserta didik yang berupa kebutuhan fisik, sosial,mendapatkan status, mandiri, berprestasi, ingin disayangi dan dicintai, curhat, dan mendapatkan filsafat hidup harus dipenuhi oleh pendidik untuk menunjang perkembangan dan pembentukan sikap moral peserta didik sebagai insan kamil. 
3.      Peserta didik memiliki beberapa dimensi penting yang mempengaruhi akan perkembangan peserta didik, dimensi ini harus diperhatikan secara baik oleh pendidik dalam rangka mencetak peserta didik yang berakhlak mulia dan dapat disebut sebagai insan kamil.
4.      Peserta didik akan melampaui kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual ketika ia telah mencapai tingkatan ilmu yang melibihi tingkatan kecerdasan qalbiyah, yaitu kecerdasan agama.
5.      Etika peserta didik dalam proses pendidikan islam sangatlah berperan.
Berdasarkan  uraian tentang pembelajaran, dapat disimpulka bahwa pembelajaran :
1.      Dalam Pembelajaran Ditemukan Dua pelaku,yakni Guru berinteraksi dengan siswanya yang keduany untuk mencapai tujuan yang serupa.
2.      Pembelajaran berpusat pada sisiwa sedangkan guru sebagai pembibing pengalaman dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Imran Ali.Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.  (Jakarta: Bumi Aksara,2012). Hal 5

Uhbiyati NurIlmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Bandung : Pustaka Setia, 1998, cet. 2.

 Majid Abdul,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt Remaja Rosda Karya,Hal 4-6

Http//:www.google.com/




[1] Prof,Dr.Ali Imron,M.P.d.,M.Si.Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.  (Jakarta: Bumi Aksara,2012). Hal 5
[2] Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Bandung : Pustaka Setia, 1998, cet. 2.
.
[3] Abdul Majid,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt Remaja Rosda Karya,Hal 4-6
[4] Http//:www.google.com/
[5] Abdul Majid,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt Remaja Rosda Karya,Hal 6-12


[6] Abdul Majid,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt Remaja Rosda Karya,Hal 43-46

[7] Abdul Majid,M.Pd.i,Stategi Pembelajaran.Yogyakarta:Pt Remaja Rosda Karya,Hal 43-46





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar