Asaa'Ah

AHMAD ASMUI PUTRA JALERE SANKING BAPAK SURADI LAN SITI ZULAIKHO

spider

text asmui






salju


Diberdayakan oleh Blogger.

Categories

RSS

Jawaban UAS Psikologi Perkembangan Peserta Didik Semester III


Jawaban UAS Psikologi Perkembagan Psd
1.       
a.      Teori Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). 
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
b.      Teori perkembangan Emosi
Dari sudut pandang emosi, itu berarti bahwa teori perkembangan kemungkinan member perhatian khusus pada masalah emosi biologis atau berbasis sosial.Emosi  adalah situasi stimulus yang melibatkan perubahan pada tubuh dan wajah, aktivitas pada otak, penilian kognitif, perasaan subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu tindakan, yang dibentuk seluruhnya oleh peraturan – peraturan yang terdapat di suatu kebudayaan.
Emosi primer emosi – emosi yang dianggap sebagai emosi yang berlaku secara umum, dan memiliki dasar biologis; umumnya meliputi rasa takut, marah, sedih,senang,terkejut,jijik dan rasa tida suka. Emosi sekunder emosi – emosi yang berkembang sejalan dengan pertambahan kedewasaan kognitif seseorang dan berbeda – beda untuk tiap individu dan kebudayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat mengandung keinginan yang meledak-ledak. Drever (1968) mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang kompleks dari organisme yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya (dalam pernafasan, denyut, sekresi kelenjar,dsb) dan pada sisi kejiwaan.       .

c.       Teori Perkembangan Kepribadian
Kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno prosopon atau persona, yang artinya ‘topeng’ yang biasa dipakai artis dalam theater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial- kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.
G.W. Allport berpendapat “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophycal sistem, that determines his unique adjusment to his environment”. Artinya :personaliti itu adalah suatu organisasi psichophysis yang dinamis dari pada seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.[9]
May berpendapat bahwa “kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup dalam seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki satu perasaan cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas
d.        Perkembangan Agama
 perkembangan Agama pada usia 13  tahun dibantu melalui perkembangan intelektual pada masa taersebut. Karakteristik perkembangan agama pada masa ini adalah sudah mampu mengonstruk dan memahami adanya Allah suatu hal yang dulu sering ditanyakan kepada orang tuanya terkait dengan wujud Allah swt hal ini sesuai dengan apa yang terdapat dalam teks soal yaitu “ memahami hal-hal tentang bagaimana bentuk Allah  bagaimana kehidupan surga dan neraka, bagaimana kehidupan akhirat dan sebagainya”. Kendati demikian, meskipun pada remaja sudah mampu memahami akan zat Allah, namun belum sepenuhnya mengikuti pa yang diperintahkan Allah dan tidak melakukan apa yang dilarang oleh Allah, hal ini sesuai dengan masa psikologinya yang masih labih artinya belum dapat konsisten dalam melakukan suatu tindakan.
Dengan demikian,  dapat diambil pengertian bahwa sebenarnya perasaan remaja pada umur 13 tahundalam beragama, khususnya terhadap Tuhan, tidaklah tetap. Kadang-kadang sangat cintadan percaya kepada-Nya, tetapi sering pula berubah menjadi acuh tak acuh bahkan menentang.
e.       . hubungan dengan teman sebaya
perkembangan hubungan pada masa ini bertambah luas dan  kompleks dibandingkan pada masa-masa sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis.  Selain itu, hubungan dnegan teman sebaya mempengaruhi seseorang dalam kehidupan mereka.  Pada masaini, anak usia 13 tahun berusaha menunjukkan eksistensinya dan jika ditolak dalam suatu lingkungan yang ia inginkan maka, anak pada usia ini akan merasa kesepian sehingga menyebabkan sering menyendiri.
f.        hubungan dengan orang tua
Anak pada masa ini, meperjuangkan dirinya untuk memperoleh otonomi (hak individu), baik secara fisik maupun psikologis. Sleian itu, hubungan dnegan orangtua pada masa ini sangat sedikit karena lebih suka atau waktu lebih banyak digunakan bersama teman sebayanya. Sehingga bagi orang tua yang cenderung acuh dengan anaknya ataupun tidka membetrikan rasa supportif yang tinggi terkait dnegan perilaku anaknya berkat pengaruh dari teman sebayanya justru membuat anak-anak menjadi tertutup dan tidak terbuka. Sikap yang seperti ini, malah dapat meningkatkan sikap agresif anak, anak cenderung mudha marah dnegan orang tua karena ada permasalahan baik dnegan orang tua ataupun dnegan temannya yang terbawa ke rumah. Seperti yang terdapat di soal slaah stau karakteristiknya yaitu “ mudah emosional dan agresif jika ada permaslaahna dnegna orang tua dan teman sebayanya”.

2.      a. Karakteristik beragama pada masa anak-anak
·  Cenderung masih meniru orang tuanya, maupun orang-orang di sekelilingnya, seperti dalam hal beribadah, berdo’a, dan lain-lain.
·  Segala kegiatan keagamaan seperti solat, mengaji, dan berdoa masih dilakukan secara terpaksa, karena selalu diperintahkan oleh orang tuanya untuk melakukan hal-hal tersebut.
·  Ibadah yang dikerjakan masih dilaksanakan dengan bermain-main, karena masih adanya sifat kekanak-kanakan dalam diri mereka, sehingga mereka cenderung bermain-main dan sulit untuk serius dalam beribadah.
             b. Konsep Tuhan pada masa anak-anak
·  Anak-anak sering mengasosiasikan ‘Tuhan’ sebagai seorang manusia, yaitu orang besar dan sudah tua yang tinggal di langit.
·  Tuhan bukan laki-laki dan juga bukan permpuan, lalu apakah Tuhan itu banci?
·  MacLean (dalam Clark, 1958) menemukan dalam penelitiannya bahwa 73% anak-anak yang diteliti menyetujui bahwa Tuhan itu mempunyai muka, tangan, kaki seperti manusia." Sementara yang lainnya mengemukakan bahwa Tuhan itu sama sekali tidak seperti manusia, melainkan seperti listrik atau seperti energi yang senantiasa membuat segala sesuatu bisa bekerja atau bisa tumbuh dengan baik.
·  Allah itu seperti gatotkaca
c. metode mengajar agama untuk usia anak-anak
·  Pendidikan agama seperti ibadah dan muamalah diajarkan dengan cara mempraktikkan secara langsung dan menampilkan contoh-contohnya secara konkrit, hal ini karena pada masa ini anak-anak masih berfikir secara konkrit dan mempercayai hal-hal yang bersifat nyata, anak belum bisa berfikir secara abstrak.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar