Jawaban UAS
Psikologi Perkembagan Psd
1.
a. Teori Perkembangan Kognitif
Kognitif
adalah salah
satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara
umum kognitif
diartikan sebagai potensi
intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention),
penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi
(evaluation). Kognitif
berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan
rasional (akal).
Teori kognitif
lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan
aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik,
yang lebih menekankan pada aspek kemampuan
perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang
datang kepada dirinya.
b. Teori perkembangan Emosi
Dari sudut pandang emosi, itu
berarti bahwa teori perkembangan kemungkinan member perhatian khusus pada
masalah emosi biologis atau berbasis sosial.Emosi adalah situasi stimulus yang melibatkan
perubahan pada tubuh dan wajah, aktivitas pada otak, penilian kognitif,
perasaan subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu tindakan, yang dibentuk
seluruhnya oleh peraturan – peraturan yang terdapat di suatu kebudayaan.
Emosi primer
emosi – emosi yang dianggap sebagai emosi yang berlaku secara umum, dan
memiliki dasar biologis; umumnya meliputi rasa takut, marah,
sedih,senang,terkejut,jijik dan rasa tida suka. Emosi sekunder emosi – emosi
yang berkembang sejalan dengan pertambahan kedewasaan kognitif seseorang dan
berbeda – beda untuk tiap individu dan kebudayaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang
menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat mengandung
keinginan yang meledak-ledak. Drever (1968) mengartikan emosi sebagai suatu
keadaan yang kompleks dari organisme yang menyangkut perubahan jasmani yang
luas sifatnya (dalam pernafasan, denyut, sekresi kelenjar,dsb) dan pada sisi
kejiwaan. .
c. Teori Perkembangan Kepribadian
Kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari
bahasa Yunani kuno prosopon atau persona, yang artinya ‘topeng’ yang biasa dipakai artis
dalam theater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng
yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu.
Jadi konsep awal pengertian personality (pada
masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial-
kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan
sosial.
G.W. Allport berpendapat “Personality is the
dynamic organization within the individual of those psychophycal sistem, that
determines his unique adjusment to his environment”. Artinya :personaliti itu adalah suatu organisasi
psichophysis yang dinamis dari pada seseorang yang menyebabkan ia dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.[9]
May berpendapat bahwa “kepribadian adalah suatu
aktualisasi dari proses hidup dalam seorang individu yang bebas, terintegrasi
dalam masyarakat dan memiliki satu perasaan cemas dalam batin, yang berhubungan
dengan religiusitas
d. Perkembangan Agama
perkembangan Agama pada usia
13 tahun dibantu melalui perkembangan
intelektual pada masa taersebut. Karakteristik perkembangan agama pada masa ini
adalah sudah mampu mengonstruk dan memahami adanya Allah suatu hal yang dulu
sering ditanyakan kepada orang tuanya terkait dengan wujud Allah swt hal ini
sesuai dengan apa yang terdapat dalam teks soal yaitu “ memahami hal-hal
tentang bagaimana bentuk Allah bagaimana
kehidupan surga dan neraka, bagaimana kehidupan akhirat dan sebagainya”.
Kendati demikian, meskipun pada remaja sudah mampu memahami akan zat Allah,
namun belum sepenuhnya mengikuti pa yang diperintahkan Allah dan tidak
melakukan apa yang dilarang oleh Allah, hal ini sesuai dengan masa psikologinya
yang masih labih artinya belum dapat konsisten dalam melakukan suatu tindakan.
Dengan
demikian, dapat diambil pengertian bahwa sebenarnya
perasaan remaja pada umur 13 tahundalam beragama, khususnya terhadap Tuhan,
tidaklah tetap. Kadang-kadang sangat cintadan percaya kepada-Nya, tetapi sering
pula berubah menjadi acuh tak acuh bahkan menentang.
e.
. hubungan dengan teman sebaya
perkembangan hubungan pada masa ini bertambah luas dan kompleks dibandingkan pada masa-masa
sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis. Selain itu, hubungan dnegan teman sebaya
mempengaruhi seseorang dalam kehidupan mereka.
Pada masaini, anak usia 13 tahun berusaha menunjukkan eksistensinya dan
jika ditolak dalam suatu lingkungan yang ia inginkan maka, anak pada usia ini akan
merasa kesepian sehingga menyebabkan sering menyendiri.
f.
hubungan dengan orang tua
Anak pada masa ini, meperjuangkan dirinya untuk memperoleh otonomi
(hak individu), baik secara fisik maupun psikologis. Sleian itu, hubungan
dnegan orangtua pada masa ini sangat sedikit karena lebih suka atau waktu lebih
banyak digunakan bersama teman sebayanya. Sehingga bagi orang tua yang
cenderung acuh dengan anaknya ataupun tidka membetrikan rasa supportif yang
tinggi terkait dnegan perilaku anaknya berkat pengaruh dari teman sebayanya
justru membuat anak-anak menjadi tertutup dan tidak terbuka. Sikap yang seperti
ini, malah dapat meningkatkan sikap agresif anak, anak cenderung mudha marah
dnegan orang tua karena ada permasalahan baik dnegan orang tua ataupun dnegan
temannya yang terbawa ke rumah. Seperti yang terdapat di soal slaah stau
karakteristiknya yaitu “ mudah emosional dan agresif jika ada permaslaahna
dnegna orang tua dan teman sebayanya”.
2.
a. Karakteristik beragama pada masa
anak-anak
·
Cenderung masih meniru orang tuanya,
maupun orang-orang di sekelilingnya, seperti dalam hal beribadah, berdo’a, dan
lain-lain.
·
Segala kegiatan keagamaan seperti
solat, mengaji, dan berdoa masih dilakukan secara terpaksa, karena selalu
diperintahkan oleh orang tuanya untuk melakukan hal-hal tersebut.
·
Ibadah yang dikerjakan masih
dilaksanakan dengan bermain-main, karena masih adanya sifat kekanak-kanakan
dalam diri mereka, sehingga mereka cenderung bermain-main dan sulit untuk
serius dalam beribadah.
b. Konsep Tuhan
pada masa anak-anak
·
Anak-anak sering mengasosiasikan
‘Tuhan’ sebagai seorang manusia, yaitu orang besar dan sudah tua yang tinggal
di langit.
·
Tuhan bukan laki-laki dan juga bukan
permpuan, lalu apakah Tuhan itu banci?
·
MacLean (dalam Clark, 1958) menemukan dalam penelitiannya bahwa 73%
anak-anak yang diteliti menyetujui bahwa Tuhan itu mempunyai muka, tangan, kaki
seperti manusia." Sementara yang lainnya mengemukakan bahwa Tuhan itu sama
sekali tidak seperti manusia, melainkan seperti listrik atau seperti energi
yang senantiasa membuat segala sesuatu bisa bekerja atau bisa tumbuh dengan
baik.
·
Allah itu seperti gatotkaca
c. metode
mengajar agama untuk usia anak-anak
·
Pendidikan agama seperti ibadah dan
muamalah diajarkan dengan cara mempraktikkan secara langsung
dan menampilkan contoh-contohnya secara konkrit, hal ini karena pada masa ini
anak-anak masih berfikir secara konkrit dan mempercayai hal-hal yang bersifat
nyata, anak belum bisa berfikir secara abstrak.
0 komentar:
Posting Komentar