1.
Mengapa kurikulum berubah?
Karena, perubahan peradaban manusia yang semakin berkembang.
Sehingga kurikulum pun perlu diadakan perubahan atau pengembangan guna
dijadikan pedoman bagi steiap lembaga pendiidkan untuk menghasilkan lulusan
yang dapat menjawab tuntutan zaman.
2.
Pendekatan-pendekatan kurikulum:
a.
Pendekatan
subjek akademis
Yang diutamakan
dalam pendekatan ini adalah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu
tertentu. Karena setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi tertentu dan
berbeda dengan sistematisasi ilmu lainnya.
Pengembagan
kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara menetapkan terlebih dahulu mata
pelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk
(persiapan) pengembangan disiplin ilmu.
b.
Pendekatan
humanistik
Pada pendekatan
humanistik berpusat pada siswa, jadi student centered, dan mengutamakan
perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari
proses belajar.
Dalam
pendekatan humanistik prioritasnya adalah pengalaman belajar yang diarahkan
terhadap tanggapan minat, kebutuhan dan kemampuan anak.
Permasalahan
yang perlu disadari adalah bahwa materi bukanlah tujuan. Dengan demikian,
keberhasilan pendidikan tidak semata-mata diukur dengan lancarnya proses
transmisi nilai-nilai (dalam hal ini materi pelajaran yang terformat dalam
kurikulum), melainkan lebih dari sekadar hal itu.
Pendidikan
humanistik menganggap materi pendidikan lebih merupakan sarana, yakni sarana
untuk membentuk pematangan humanisasi peserta didik, jasmani dan ruhani secara
gradual.
c.
Pendekatan
teknologis
Kurikulum
berisi rencana-rencana penggunaan alat dan media dan model pembelajaran yang
berbasis pada penggunaan alat-alat teknologi
Pendekatan
teknologi dlm pengembangan kurikulum ditekankan pada efektifitas program metode
dan material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan.
d.
Pendekatan
rekontruksi sosial
Kurikulum ini
sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik
perkembangan ekonomi. Kurikulum ini bertujuan untuk menghadapkan peserta didik
pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusian. Permasalahan yang muncul
tidak harus pengetahuan sosial saja, tetapi di setiap disiplin ilmu termasuk
ekonomi, kimia, matematika dan lain-lain. Kurikulum ini bersumber pada aliran
pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri,
melainkan kegiatan bersama. Melalui interaksi ini siswa berusaha memecahkan
problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan
masyrakat yang lebih baik.
Kegiatan yang
dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial antara lain melibatkan:
1)
Survey
kritis terhadap suatu masyarakat.
2)
Studi yang melihat hubungan antara ekonomi
lokal dengan ekonomi nasional atau internasional.
3)
Study
pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi lokal.
4)
Uji
coba kaitan praktek politik dengan perekonomian.
5)
Berbagai
pertimbangan perubahan politik.
6)
Pembatasan kebutuhan masyarakat pada
umumnya.[16]
Pembelajaran yang dilakukan dalam
kurikulum rekonstruksi sosial harus memenuhi 3 kriteria berikut, yaitu: nyata,
membutuhkan tindakan dan harus mengajarkan nilai. Evaluasi dalam kurikulum
rekontruksi sosial mencakup spektrum luas, yaitu kemampuan peserta didik dalam
menyampaikan permasalahan, kemungkinan pemecahan masalah, pendefinisian kembali
pandangan mereka dan kemauan mengambil tindakan
3. Perbedaan kurikulum 2006 (KTSP) dengan
kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sudah
diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu
(terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013.
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula
kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah perbedaan
kurikulum 2013 dan KTSP
No
|
Kurikulum
2013
|
KTSP
|
1
|
SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang
bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67,
68, 69, dan 70 Tahun 2013
|
Standar
Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah
itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23
Tahun 2006
|
2
|
Aspek
kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
|
lebih
menekankan pada aspek pengetahuan
|
3
|
di jenjang
SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
|
di jenjang
SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
|
4
|
Jumlah jam
pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSP
|
Jumlah jam
pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding
Kurikulum 2013
|
5
|
Proses
pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu
standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
|
Standar
proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
|
6
|
TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran
|
TIK
sebagai mata pelajaran
|
7
|
Standar
penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
|
Penilaiannya
lebih dominan pada aspek pengetahuan
|
8
|
Pramuka
menjadi ekstrakuler wajib
|
Pramuka
bukan ekstrakurikuler wajib
|
9
|
Pemintan
(Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
|
Penjurusan
mulai kelas XI
|
10
|
BK lebih
menekankan mengembangkan potensi siswa
|
BK lebih
pada menyelesaikan masalah siswa
|
4. kurikulum 2013 pembelajarannya identik
dengan pendekatan saintifik, apakah itu pendekatan saintifik? Dan bagaimanakah
langkah-langkahnya?
Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah
pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan
saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains.
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau
proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan
pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductiv reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk
kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke
dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena
unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method
of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan
data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji Hipotesis.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran
IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
- mengamati;
- menanya;
- mengumpulkan
informasi/eksperimen;
- mengasosiasikan/mengolah
informasi; dan
- mengkomunikasikan.
Mengamati
Mengamati merupakan metode yang mengutamakan
kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan belajar yang
dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang
apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi
yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan
dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang
berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan
dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Referensi
Pengembangan Profesi Pendidik, Tim. 2014. Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014. Jakarta: Kemendikbud.
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran
Contohnya dalam
pembelajaran PAI
Materi PAI aspekakhlak/budipekertidengantema
;berempatiitumudah, menghormatiituindah. langkah-langkahpembelajarannyadapatdijabarkansebagaiberikut
:
1.Observing (mengamati).
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan
empati,hormat terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari. Menyimak
dan membaca penjelasan mengenai empati,hormat terhadap orang tua dan guru dalam
kehidupan sehari-hari
2.Questioning (menanya)
Dengan dipandu guru mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan sikap
empati,hormat terhadap orang tua dan guru. Mengajukan pertanyaan mengenai
manfaat sikap empati. empati,hormat terhadap orang tua dan guru.
3.Eksperimen(eksplorasi)
Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata sikap empati di sekolah dan
di masyarakat. Mendiskusikan dan mengelompokkan data dan informasi tentang
manfaat yang ditimbulkan oleh sikap empati,hormat terhadap orang tua dan guru
dalam kehidupan sehari-hari.
4.Asosiasi(menalar)
Menganalisis dan menyimpulkan empati,hormat terhadap orang tua dan guru
dalam kehidupan sehari-hari. Menganalisis dan menyimpulkan hormat terhadap orang tua dan guru dalam
kehidupan sehari-hari.
5.Networking (membentuk Jejaring)
Mensosiodramakan perilaku empati,hormat kepada kedua orang tua dan guru.
Memaparkan pentingnya perilaku empati dalam hidup bermasyarakat, dan bernegara.
Memaparkan pentingnya hormat dengan orang tua dan guru dalam kehidupan
sehari-hari. Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan. kemudian menyusun kesimpulan.
1. CONTOH
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH
DASAR oleh: Achmad Hasim, M.Ag Tim Narasumber TOT Kurikulum 2013 Penulis, Tim
Pengembang Kurikulum Puskurbuk Kemdikbud RI
·
Pendekatan ilmiah dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1.
MENGAMATI 2. MENANYA 3. EKSPLORASI 4. MENGASOSIASI 5. MENGKOMUNIKASIKAN
1. MENGAMATI
·Melihat, Membaca, Mendengar,
Mencermati, Memperhatikan tayangan, Menyimak (Tanpa dan dengan Alat) Contoh:
Peserta didik memperhatikan tayangan /mencermati pelafalan huruf hijaiyah
2. MENANYA
·Menanya, Memberi umpan balik,
Mengungkapkan, Dialog mendalam secara klasikal untuk mengungkap
bagaimana melafalkan huruf hijaiyah berdasarkan hasil pengamatan terhadap
tutor/tayangan video. Melakukan tanya jawab tentang pelafalan huruf hijaiyah
yang berkaitan dengan: 1)Bagaimana melafalkan huruf yang mudah diucapkan?
2)Bagaimana cara melafalkan huruf yang makhrajnya berdekatan? 3) Bagaimana cara
melafalkan huruf hijaiyah dengan harakatnya?
3. EKSPLORASI
·
Berpikir kritis, Mendiskusikan, Mengeksperimen Peserta didik melakukan
kegiatan : 1.Melafalkan huruf hijaiyah secara berulang sampai pengucapannya
benar secara individu,kelompok maupun klasikal, 2.Melafalkan huruf hijaiyah
berharakat secara berulang sampai pengucapannya benar secara individu,kelompok
maupun klasikal, 3.Mendemonstrasikan pelafalan huruf hijaiyah secara berulang
sampai pengucapannya benar, baik secara individu, kelompok maupun klasikal.
4. MENGASOSIASI
· Menghubungkan dengan materi lain,
membuat rumusan •Menentukan karakteristik pelafalan huruf hijaiyah dan
harakatnya •Mengidentifikasi huruf hijaiyah dari tingkat yang paling mudah dan
sukar •Membuat klasifikasi pelafalan huruf-huruf hijaiyah
5. MENGKOMUNIKASIKAN· Mempresentasikan, Mendialogkan, Menyimpulkan •Menirukan pelafalan huruf
per-huruf sesuai makhraj, secara klasikal, kelompok maupun individual
•Mendemonstrasikan pelafalan huruf hijaiyah dengan baik dan benar •Mengevaluasi
demonstrasi pelafalan huruf hijaiyah •Membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing
guru
0 komentar:
Posting Komentar