Asaa'Ah

AHMAD ASMUI PUTRA JALERE SANKING BAPAK SURADI LAN SITI ZULAIKHO

spider

text asmui






salju


Diberdayakan oleh Blogger.

Categories

RSS

MAKALAH ANTROPOLOGI SOSIOLOGI PENDIDIKAN “ PENDIDIKAN SEBAGAI PRANATA SOSIAL ”

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Dan juga sering diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan manusia sehingga memuncgulkan sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah terhadap orang lain,sehingga sering dikatakan yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
Masalah sosial akan dapat muncul ketika kenyataan yang ada tidak dapat dipahami oleh pengetahuan kebudayaan yang dipunyai oleh para individunya dan atau dipahami secara berbeda antara masing-masing individu yang terlibat di dalam interaksi sosial yang ada. Individu-individu yang terlibat dalam interaksi yang berusaha untuk memahami kenyataan yang ada tersebut, pada dasarnya adalah untuk usaha pemenuhan kebutuhan dirinya agar dapat hidup secara berkesinambungan Kesamaan pandangan dan pemahaman terhadap dunia sekitar manusia hidup menjadi patokan bagi kesinambungan kehidupan manusia itu sendiri, artinya bahwa ketidak samaan dalam pemahaman tentunya terkait dengan kemampuan atau kekuatan dari pedoman yang mengatur kelompok sosial yang bersangkutan. Sehingga dengan demikian, kemampuan kebudayaan dari manusia yang digunakan untuk pedoman berinteraksi harus dipahami dan diwujudkan melalui pranata sosial yang tersedia di masyarakat.
Dalam pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujutnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia, berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Undang-undang 2008, hlm. 37).
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip yang dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, di mana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik.
Sehubungan dengan prinsip pendidikan di atas senada dengan pendapat Chomsin S. Widodo dan Jasmadi (2008, hlm. 9) menurutnya :
”Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan, dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Paradigma pengajaran yang telah berlangsung sejak lama lebih menitikberatkan peran guru dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, paradigma tersebut bergeser pada paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya dalam rangka membentuk manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki kecerdasan, memiliki estetika, sehat jasmani dan rohani, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Chomsin S. Widodo dan Jasmadi 2008, hlm. 9 ).
Pendidikan sebagai salah satu pranata sosial, sudah tentu tidak bisa lepas dari keterpengaruhan saling silang budaya. Sehubungan dengan itu, mengamati dunia pendidikan tentu tidak cukup hanya dengan melihat problem internal pendidikan, misalnya dari sudut pandang kompoen pendidikan, tetapi tidak bisa tidak, harus dengan berbagai perspektif, misalnya budaya, sosial, ekonomi, politik, sejarah, filsafat dan sebagainya.


1.2.Rumusan Masalah                                                                   
Untuk memudahkan dalam pembahasan , penulis membatasinya dengan memberikan rumusan masalah berikut ini:
1.      Apa yang dimakhsud dengan Pendidikan?
2.      Apa yang dimakhsud dengan pranata sosial?
3.      Seperti apakah ciri-ciri praata sosial?
4.      Apa fungsi pranata sosial?
5.      Seperti apakah macam-macam pranata sosial itu?
6.      Bagaimana pendidikan sebagai pranata sosial?
7.      Bagaimana pengaruh pendidikan sebagai pranata sosial?
                                                                     
1.3.Tujuan Penulisan                                                                                               
Dari rumusan masalah yang di paparkan di atas, penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Untuk mengetahui apa yang dimakhsud dengan Pendidikan.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimakhsud dengan pranata sosial.
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri praata sosial.
4.      Untuk mengetahui fungsi pranata sosial.
5.      Untuk mengetahui macam-macam pranata sosial itu.
6.      Untuk mengetahui bagaimana pendidikan sebagai pranata sosial.
7.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan sebagai pranata sosial.
                                                                     
1.4.Manfat Penulisan                                                    
1.    Manfaat Teoritis
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan yang terkait dengan budaya belajar dalam masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi budaya belajar, serta mengetahui bagaimana budaya belajar dalam perubahan kebudayaan masyarakat.
2.     Manfaat Praktis
Bagi Mahasiswa
Memberikan masukan kepada pihak mahasiswa mengenai budaya belajar dalam masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi budaya belajar, serta mengetahui bagaimana budaya belajar dalam perubahan kebudayaan masyarakat. 

1.5.Teknik Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, teknik penulisan yang digunakan adalah dengan Teknik Telaah Pustaka, yaitu meneliti kepustakaan atau buku-buku yang cocok dengan pokok pembahasan dengan menerangkan sumber-sumber tertulis. Disamping menggunakan Teknik Telaah Pustaka, kami juga menggunakan teknik Searching, yakni mengambil referensi dari Internet  dengan tujuan untuk membantu memperjelas dan agar lebih mudah memahami daripada isi makalah tersebut.
1.6.Sistematika Penulisan
Agar makalah ini tersusun dengan baik, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penulisan, Teknik Penulisan, Sistematika penulisan.
BAB I I. PEMBAHASAN, yang meliputi : Pengertian dan penjelasan-penjelasan.
BAB III. PENUTUP, yang meliputi: Kesimpulan




BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Pendidikan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia ( 1991, hlm. 232) pendidikan adalah Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam susaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, perbuatan, cara mendidik. Pendidikan dalam bahasa Yunani disebut paedagogis yang berarti bimbingan yang diberikan pada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal I, dikatakan bahwa Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang Republik Indonesia 2006, hlm. 2).
Sedangkan Menurut H. Horne, dalam A. Yunus (1999) pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil[1].
2.2    Pengertian Pranata Sosial
Kata Prana dapat diartikan sebagai sebagai seperangkat aturan berkisar kegiatan atau kebutuhan sosial tertentu. Pranata sebagai suatu sistem tingkah laku sosial bersifat resmi sserta adat istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu dan berbagai perlengkapan di berbagai kompleks manusia dalam masyarakat. Pranata juga dapat diartikan sebagai suatu sistem pola yang tersusun rapi dan relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat[2].
Secara umum yang dimaksud dengan pranata sosial atau lembaga sosial dapat dimaknai sebagai organisasi, asosiasi atau kelompok social[3].
Pranata sosial adalah merupakan sekumpulan norma (sistem norma ) dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan pokok manusia[4].
Proses sejumlah norma menjadi pranata sosial disebut pelembagaan atau institusionalisasi. Oleh karena itu, pranata sosial sering disebut lembaga-lembaga sosial[5].
Selanjutnya lembaga sosial menurut Rober Melver dan CH. Page yang dikutip oleh Soekanto adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok dalam masyarakat[6].
Pranata sosial adalah wadah yang memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku[7].


Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pranata sosial adalah sistem sosial yang mengatur norma segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat.
Pranata-pranata sosil itu muncul dan berkembang sebagai refleksi dari sebuah kebudayaan. Oleh sebab itu, pembahasan tentang pranata sosial berkaitan dengan pembahasan tentang kebudayaan manusia sendiri, yang menurut kluckhon adalah “keseluruhan cara hidup mauia” dalam bentuk konsep-konsep, gagasan, dan rencana (blue print) yang tersusun sebagai kombinasi anara reaksi manusia terhadap lingkunganya dengan etos-etos yang menjadi nilai dasar kehidupanya. Konsep, gagasan, serta rencana itulah yang membentuk perilaku serta tradisi manusia, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, sosial maupun kebutuhan-kebutuhan lainya. Perilaku dan tradisi itulah yang biasa disebut sebagai pranata sosial.
Dengan demikian, secara umum dapat dirumuskan bahwa pranata sosial adalah tradisi-tradisi dalam kehidupan manusia yang terbentuk sebagai kombinasi antara rekasi kemanusiaan atas tantanga akan dinamika lingkunganya. Dengan etos yang menjadi nilai dasar kehidupanya. Bagi umat islam ilai etos itu terbentuk dari ajaran-ajaran dasar yag dikembangkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Dilihat dari sudut kesejarahan, pranata-pranata sosial yang sempat berkembang dalam masyarakat muslim dan cukup menonjol dalam konteks kehidupan mereka, mencakup antara lain bidang politik pemerintahan, peradilan, pertahanan keamanan, keuangan dan kesehatanya[8].





2.3    Ciri-Ciri Pranata Sosial
Pada setiap masyarakat, setidaknya terdapat lima lembaga/pranata sosial. Yakni keluarga, ekonomi, pendidikan, agama dan pemerintahan. Adapun ciri-ciri pranata sosial adalah sebagai berikut[9]:
1.      Memiliki lambang atau simbul
2.      Memiliki tata terib dan tradisi
3.      Memiliki satu atau beberapa tujuan
4.      Memiliki nilai
5.      Memiliki usia lebih lama atau tingkat kekebalan tertentu
6.      Memiliki alat kelengkapan
Bruce J. Cohen (1992) juga menuturkan bahwa ada sejumlah  karakteristik / ciri pranata sosial:
1.      Tiap pranata sosial memiliki tujuan utama berupa kebutuhan khusus masyarakat. Misalnya, demi tercapainya sasaran lembaga, tiap lembaga memiliki fungsi ganda yang harus dilaksanakan. Keluarga memilki tanggung jawab dalam pemeliharaan ketertiban dalam masyarakat, melindungi masyarakat dari serangan luar, dan menetapkan norma.
2.      Keluarga mengandung nilai-nilai utama yang bersumber dari anggotanya.
3.      Pranata relatif bersifat permanen dalam hal pola-pola perilaku yng ditetapkan lembaga menjadi bagian daari tradisi kebudayaan yang ada. Misalanya, di negara barat terdapat tradisi monogami yang kuat yaitu suami dengan 1 istri.
4.      Dasar-dasar pranata begitu luas sehingga kegiatan-kegiata mereka menempati kedudukan sentral yang dapat mengakibatkan perubahan. Misalnya semua lembaga dalam masyarakat terpengruh oleh goncangan keras siklus ekonomi.
5.      Lembaga disusun dan diorgnisasikan secara sempurna. Misalnya lembaga pendidikan sangat teratur dan birokratis.
6.      Ide-ide pranata mumnya diterima mayoritas masyarakat

2.4    Fungsi Pranata Sosial
Suatu pranta sosial atau lembaga sosial juga memiliki sejumlah fungsi, antara lain[10]:
1.      Memberi peranan bagi pendidikan;
2.      Bertindak sebagai pranata transfer warisan-kebudayaan;
3.      Memperkenalkan kepada indvidu tentang berbagai peran dalam masyarakat;
4.      Mempersiapkan individu dengan berbagai peranan sosial yang dikehendaki;
5.      Memberikan landasan bagi penilaian dan pemahaman status relatif;
6.      Meningkatkan kemajuan masyarakat;
7.      Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial.

2.5    Macam-Macam Pranata Sosial
Pranata sosial pada dasarnya adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Seperti yang telah dijelaskan di depan, pranata sosial di masyarakat mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi pranata tersebut terwujud dalam setiap macam pranata yang ada di masyarakat. Adapun macam-macam pranata sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata politik[11].
                                         


a). Pranata Keluarga    
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat. Pranata keluarga yang dasar utamanya adalah kasih sayang diantara sesama anggota keluarga dengan tujuan utamanya untuk pengembangbiakan dan pemanusiaan manusia.
Menurut Soenjono Soekanto (1987) pranata keluarga merupakan sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan beberapa tugas penting. Keluarga berperan membina anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan budaya di mana ia berada. Bila semua anggota sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan di mana ia tinggal maka kehidupan masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang tenang, aman dan tenteram.
b). Pranata Agama
Pranata agama adalah sistem keyakinan dan praktek keagamaan dalam masyarakat yang telah dirumuskan dan dibakukan[12].
c). Pranata ekonomi
Pranata ekonomi merupakan pranata yang menangani masalah kesejahteraan material yang meliputi cara-cara mendapatkan barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat, mengatur cara-cara berproduksi, distribusi, perdagangan dan konsumsi agar setiap lapisan masyarakat mendapat bagian yang semestinya. Pranata ekonomi lahir ketika orang-orang mulai mengadakan pertukaran barang, secara rutin membagi tugas dan mengakui adanya tuntutan dari seseorang terhadap orang lain. Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini, sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan.
d). Pranata Politik
Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara.
 Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hierarki, berikut ini:
1.      Pancasila.
2.      Undang-Undang Dasar 1945 .
3.      Ketetapan MPR.
4.      Undang-Undang.
5.      Peraturan Pemerintah.
6.      Keputusan Presiden.
7.      Keputusan Menteri.
8.      Peraturan Daerah.
Pranata-pranata tersebut diciptakan masyarakat Indonesia sesuai dengan jenjang kewenangannya masing-masing, dan dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara[13].

2.6    Pendidikan Sebagai Pranata Sosial
Pendidikan dan pranata sosial adalah suatu yang bertalian satu sama lain. Beberapa kebutuan manusia, sperti kebutuhan pendidikan akan diperoleh lebih struktur dengan adanya lembaga sosial atau pranata sosial. Pranta sosial akan ada jika ada kebutuhan indiidu yang digabungakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya.
Pendidikan juga mempersiapkan anak didik untuuk mempersiapkan kebahagiaan hidup secara seimbang antara dunia dan akhirat, anatar kehidupan pribadi dan kehidupan kolektif yakni masyarakat.
Pendidikn sebagai pranata sosial, sudah tentu tidak bisa lepas dari ketergantungan saling silang budaya. Keterkaitan dengan itu, mengamati dengan dunia pendidikan tentu tidak cukup hanya dengan melihat masalah internal pendidikan, namun perlu pula melihat komponen lain, misalnya: sosial, budaya, ekonomi, politik, sejarah, dan filsafat. Maka tingkat efektifitas pengatan pendidikan sebagai pranata sosial sangat tergantung pada peran dan fungsi satu pranata dengan pranata lainnya.
Penguatan pendidikan sebagai pranata sosial dapat dilakukan dengan beragam cara yang komprehensif, salah satunya dengan mengoptimalakan mentoring communities/ learning centers. Segala upaya dilakukan dalam kaitannya dalam dukungan terhadap proses belajar disekolah dengan mengoptimalkan peran pendidik, kepala sekolah, dan pejabat pendidikan terkait, dapat mempersiapkan generasi masa depan atau anak didik agar tumbuh optimal. Semakin banyak para pendidik yang belajar dan terlibat dalam iklim belajar profesional maka akan meningkatakan kualitas praktik pembelajaran, sehingga anaka didik akan berhasil dalam berperan dalam masyarakat.
Pendidikan sebagai pranata sosial juga sebahgai salah satu upaya dan strategi dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasioal. Tujuan pembangunan nasional yang mengharapkan terciptanya generasi masa depan yang berilmu pengetahuan, berteknologi dan diimbangi dengan keiman, ketakwaan serta akhlak yang baik, sehingga akan menciptakan SDM yang berkualitas.
Ilmu pengetahuan yang relevan dengan zamannya dan mampu hidup dalam era globalisasi dengan menjaga identitas tertentu yang melekat pada diri sebagai pribadi, agama, dan bangsa akan mewujudkan pembngun nasional yang semakin maju dalam bidang keilmuan. Disinilah sesungguhnya dalam konsepsual, konsep dan folosofis pendidikan nasional indonesia telah mampu mengakomodasi kebutuhan bangsa yang pluralistik sebgai upaya peyiapan generasi masadepan yang tidak hanya pintar dalam ilmu pengetahuan, cerdas, berkepribadian dan berbudi pekerti yang luhur[14].

2.7    Pengaruh Pendidikan sebagai Pranata Sosial
Seperti yang telah diutarakan sebelumnya bahwa masalah sosial akan dapat muncul ketika kenyataan yang ada tidak dapat dipahami oleh pengetahuan kebudayaan yang dipunyai oleh para individunya dan atau dipahami secara berbeda antara masing-masing individu yang terlibat di dalam interaksi sosial yang ada. Individu-individu yang terlibat dalam interaksi yang berusaha untuk memahami kenyataan yang ada tersebut, pada dasarnya adalah untuk usaha pemenuhan kebutuhan dirinya agar dapat hidup secara berkesinambungan. Untuk memenuhi kebutuhan berbagai faktor mesti dilakukan, misalnya pendidikan dan sebagainya.
Secara sederhana pendidikan dimaknai sebagai upaya untuk melahirkan manusia terdidik, yang secara normatif bercirikan kritis, rasional, sosial, bertaqwa, bermoral dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan sebagai salah satu pranata sosial, sudah tentu tidak bisa lepas dari keterpengaruhan saling silang budaya. Sehubungan dengan itu, mengamati dunia pendidikan tentu tidak cukup hanya dengan melihat problem internal pendidikan, misalnya dari sudut pandang komponen pendidikan, tetapi tidak bisa tidak, harus dengan berbagai perspektif, misalnya budaya, sosial, ekonomi, politik, sejarah, filsafat dan sebagainya.
Dalam pranata sosial komuniti, diatur status dan peran untuk melaksanakan aktivitas pranata yang bersangkutan. Dengan kata lain bahwa peran-peran tersebut terangkai membentuk sebuah sistem yang disebut sebagai pranata sosial atau institusi sosial yakni sistem antar hubungan norma-norma dan peranan-peranan yang diadakan dan dibakukan guna pemenuhan kebutuhan yang dianggap penting masyarakat atau sistem antar hubungan peranan-peranan dan norma-norma yang terwujud sebagai tradisi untuk usaha-usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial utama tertentu yang dirasakan perlunya oleh para warga masyarakat yang bersangkutan. Peranan-peranan yang ada terkait pada konteks pranata sosial yang dilaksanakan oleh yang terlibat di dalamnya, peranan-peranan tersebut merupakan perwujudan obyektif dari hak dan kewajiban individu para anggota komuniti dalam melaksanakan aktivitas pranata sosial yang bersangkutan.
Pada masa sekarang banyak sudah orang-orang yang terdidik, berpendidikan sarjana ke atas, dan ini merupakan milik individu untuk dapat digunakan bagi individu tersebut untuk bekerja berinovasi dan seterusnya. Kesemua kemampuan individu ini walaupun dikelompokkan sebagai bentuk kelompok sosial belum dapat dikatakan menjadi modal sosial. Hal ini berkaitan dengan mampukah si individu-individu tersebut bekerjasama berfungsi satu dengan lainnya sebagai bentuk solidaritas. Sehingga secara lebih luas akan mempengaruhi pola hidup masyarakatnya sendiri[15].














     BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
 pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil.
pranata sosial adalah sistem sosial yang mengatur norma segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat.
secara umum dapat dirumuskan bahwa pranata sosial adalah tradisi-tradisi dalam kehidupan manusia yang terbentuk sebagai kombinasi antara rekasi kemanusiaan atas tantanga akan dinamika lingkunganya. Dengan etos yang menjadi nilai dasar kehidupanya. Bagi umat islam ilai etos itu terbentuk dari ajaran-ajaran dasar yag dikembangkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Adapun ciri-ciri pranata sosial adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki lambang atau simbul
2.      Memiliki tata terib dan tradisi
3.      Memiliki satu atau beberapa tujuan
4.      Memiliki nilai
5.      Memiliki usia lebih lama atau tingkat kekebalan tertentu
6.      Memiliki alat kelengkapan
Fungsi Pranata Sosial, antara lain:
1.      Memberi peranan bagi pendidikan;
2.      Bertindak sebagai pranata transfer warisan-kebudayaan;
3.      Memperkenalkan kepada indvidu tentang berbagai peran dalam masyarakat;
4.      Mempersiapkan individu dengan berbagai peranan sosial yang dikehendaki;
5.      Memberikan landasan bagi penilaian dan pemahaman status relatif;
6.      Meningkatkan kemajuan masyarakat;
7.      Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial.
Macam-Macam Pranata Sosial, antara lain:
1.      Pranata Keluarg
2.      Pranata Agama
3.      Pranata ekonomi
4.      Pranata Politik
Pendidikan dan pranata sosial adalah suatu yang bertalian satu sama lain. Beberapa kebutuan manusia, sperti kebutuhan pendidikan akan diperoleh lebih struktur dengan adanya lembaga sosial atau pranata sosial. Penguatan pendidikan sebagai pranata sosial dapat dilakukan dengan beragam cara yang komprehensif.
pendidikan sebagai pranata sosial dapaat mempengaruhi dalam bidang budaya, sosial, ekonomi, politik, sejarah, filsafat dan sebagainya.









DAFTAR PUSTAKA


Abdulloh, Safarina.2011. Sosiologi Pendidikan,Individu, Masyarakat dan Pendidikan . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
           
Momon Sudarma.2003.Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta : Selemba Medika.
Khairul Hidayati dkk.2007. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Bagja Waluya. 2007.Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: Setia Purna Inves

Soenjono Soekanto.1987.Sosiologi: Suatu Pengantar.Jakarta: CV. Rajawali

Dede Rosyada.1993. Hukum Islam dan Pranata Sosial. (Dirsah Islamiyah III) .Jakarta : Rajawali Pers.
                                                                                                                                   
Mulat Wigati Abdullah.2006.Sosiologi.Jakarta, Grasindo.

Suparlan. 2004. “Kata Pengantar” dalam Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa .(Parsudi Suparlan dan Harisun Arsyad, eds.).Jakarta: Badan Penelitian Pengembangan Agama Departemen Agama.



(NATAJUTEMPE)
Nama Tahun Judul Tempat Penerbit




[1] A. Yunus, 1999, Filsafat Pendidikan, Bandung, CV. Citra Sarana Grafika. Bandung.


[2] Abdulloh, Safarina, Sosiologi Pendidikan,Individu, Masyarakat dan Pendidikan  (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2011). Hlm : 165
[3] Momon Sudarma, Sosiologi untuk Kesehatan, (Jakarta : Selemba Medika, 2003) hlm: 43
[4] Khairul Hidayati dkk, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga.2007).  Hlm: 45

[5] Bagja Waluya, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, (Bandung: Setia Purna Inves). Hlm: 34

[6] Soenjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: CV. Rajawali. 1987).  Hlm:218


[8] Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial (Dirsah Islamiyah III), (Jakarta : Rajawali Pers, 1993). Hlm : 163-164                                                                                                                                                                        
[9] Abdulloh, Safarina, Sosiologi Pendidikan,Individu, Masyarakat dan Pendidikan  (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2011). Hlm : 165

[10] Ibid,hal.167
[11] Mulat Wigati Abdullah, Sosiologi.(Jakarta, Grasindo,2006) hlm: 43-44

[14] Abdulloh, Safarina, Sosiologi Pendidikan,Individu, Masyarakat dan Pendidikan  (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2011). Hlm : 170-176


[15] Suparlan,  “Kata Pengantar” dalam Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Parsudi Suparlan dan Harisun Arsyad, eds.), (Jakarta: Badan Penelitian Pengembangan Agama Departemen Agama,2004). Hlm: 6.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS